BANDA ACEH – Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh menyalurkan 200 paket sembako untuk warga terdampak banjir di Kabupaten Pidie Jaya dan Bireuen, Jumat (5/12/2025). Penyaluran dilakukan melalui Satgas Ar-Raniry Peduli sebagai bagian dari respons cepat kampus terhadap bencana yang melanda sejumlah wilayah di Aceh.
Ketua Islamic Trust Fund (ITF) UIN Ar-Raniry, Prof Dr Muhammad Yasir Yusuf mengatakan paket bantuan tersebut berisi beras, gula, air mineral, mie instan, biskuit, roti, susu kental manis, serta kebutuhan harian seperti popok dan pembalut.
“Selain menyalurkan untuk mahasiswa, hari ini kita juga mengantarkan langsung 200 paket sembako ke Pidie Jaya dan Bireuen. Ini bagian dari komitmen kampus membantu masyarakat terdampak,” ujarnya.
Selain menyalurkan paket sembako, UIN Ar-Raniry Banda Aceh menerima donasi 2,5 ton beras dari PT BPR Syariah Hikmah Wakilah. Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh Direktur Utama PT BPR Syariah Hikmah Wakilah Sugito SE ME, didampingi Komisaris Utama Irfan Sofni di Posko Ar-Raniry Peduli. Rektor UIN Ar-Raniry Banda Aceh Prof Dr Mujiburrahman MAg menerima bantuan tersebut secara simbolis.
Beras tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa yang terdata mengalami dampak banjir di berbagai daerah. Kampus menyebut bantuan pangan menjadi kebutuhan mendesak bagi mahasiswa yang kesulitan memperoleh kebutuhan dasar.
Rektor UIN Ar-Raniry, Prof Dr Mujiburrahman MAg, mengatakan kampus mengutamakan langkah-langkah kemanusiaan selama masa tanggap darurat.
“Kita ingin memastikan mahasiswa dan warga tetap memiliki akses makanan yang cukup. Semoga mereka tabah menghadapi musibah ini, dan kita bersama-sama membantu meringankan beban,” ujarnya.
Hingga saat ini, UIN Ar-Raniry telah menyalurkan bantuan biaya hidup tanggap darurat kepada 3.100 mahasiswa terdampak dengan nilai Rp 200.000 per mahasiswa.
Menurut Yasir, distribusi bantuan akan terus diperluas apabila kondisi di lapangan masih memerlukan dukungan tambahan.
“Di Posko Ar-Raniry Peduli juga terus masuk bantuan berupa beras, minyak goreng, gula, telur, mi instan, dan kebutuhan pokok lainnya. Semua itu sangat berarti bagi mahasiswa dan masyarakat yang terdampak,” ujarnya. []































































































