UPDATE

ASIAINTERNASIONAL

Tok! Eks Menteri Olahraga China Divonis Mati karena Korupsi

BANDA ACEH – Pedang keadilan di Negeri Tirai Bambu kembali diayunkan tanpa pandang bulu. Kali ini, leher Gou Zhongwen (68), mantan Kepala Administrasi Umum Olahraga China –posisi yang setara dengan Menteri Olahraga– yang menjadi sasarannya.Pada Senin (8/12/2025), Pengadilan Menengah Rakyat Yancheng di Provinsi Jiangsu menjatuhkan vonis berat: hukuman mati dengan penangguhan dua tahun. Gou dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi ‘jumbo’ dan penyalahgunaan kekuasaan yang masif.

Vonis ini menjadi tamparan keras bagi dunia olahraga China. Betapa tidak, Gou adalah sosok sentral di balik layar kemegahan Olimpiade dan Paralimpiade Musim Dingin Beijing 2022 sebagai ketua eksekutif komite penyelenggara. Namun, di balik prestasi itu, tersimpan borok korupsi yang kini terkuak lebar.

Angka Suap yang Fantastis

Berdasarkan fakta persidangan yang dihimpun, skala kejahatan Gou dinilai ‘sangat serius’ oleh majelis hakim. Antara tahun 2009 hingga 2024, Gou terbukti menerima suap mencapai 236 juta yuan. Jika dikonversi ke dalam mata uang kita, angka itu menembus Rp556 miliar.

Mengutip Xinhua, Selasa (9/12/2025), uang haram tersebut dikumpulkan Gou dengan cara menggadaikan jabatannya demi memuluskan keuntungan bisnis dan persetujuan proyek bagi kelompok-kelompok tertentu. Pengadilan menegaskan bahwa dampak sosial dari perbuatan Gou ‘sangat parah’ dan kerugian yang ditimbulkan terhadap kepentingan publik ‘sangat signifikan’.

Tak hanya soal uang, karir Politik Gou pun tamat. Hak politiknya dicabut seumur hidup dan seluruh aset pribadinya disita negara.

Dosa Gou tidak hanya saat menjadi bos olahraga China pada 2016-2022. Pengadilan juga menguak borok lamanya saat menjabat sebagai Wakil Wali Kota Beijing periode 2012-2013. Ia divonis lima tahun penjara secara terpisah karena penyalahgunaan kekuasaan yang merugikan aset publik.

Hakim kemudian menggabungkan seluruh kejahatan tersebut menjadi satu vonis pamungkas: hukuman mati yang ditangguhkan.

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Lolos dari Eksekusi, tapi Mati di Penjara

Ada satu klausul hukum China yang menarik untuk dicermati dalam kasus ini. Gou mendapatkan ‘keringanan’ berupa penangguhan eksekusi mati selama dua tahun. Alasannya? Ia bersikap kooperatif: mengaku bersalah, menunjukkan penyesalan, mengungkap aliran suap yang sebelumnya tidak terdeteksi penyidik, serta mengembalikan seluruh keuntungan haram beserta bunganya ke kas negara.

Dalam sistem hukum China, hukuman mati dengan penangguhan biasanya otomatis berubah menjadi penjara seumur hidup jika terpidana berkelakuan baik dan tidak melakukan kejahatan baru selama masa percobaan dua tahun tersebut.

Namun, jangan salah sangka. Pengadilan memberikan catatan kaki yang tebal dan tegas: Mengingat beratnya pelanggaran yang dilakukan, Gou tidak berhak mendapatkan pengurangan hukuman lebih lanjut di masa depan. Artinya, jika ia lolos dari regu tembak setelah dua tahun, ia dipastikan akan menghabiskan sisa napas terakhirnya di balik jeruji besi tanpa harapan bebas.

Profil Kontroversial Sang Menteri

Gou Zhongwen bukanlah pejabat kemarin sore. Pria asal Gansu yang bergabung dengan Partai Komunis China (PKC) sejak 1976 ini memiliki rekam jejak panjang, mulai dari Wakil Wali Kota Beijing (2008), Ketua Komite Olimpiade China, hingga Wakil Ketua Komite Urusan Etnis dan Agama CPPCC.

Namun, kepemimpinannya di dunia olahraga juga diwarnai kontroversi tajam. Pada 2017, ia pernah memicu kemarahan publik dan atlet saat melakukan intervensi kebijakan pemain U-23 di Liga Super China.

Lebih heboh lagi, ia memecat Liu Guoliang, kepala pelatih tim tenis meja nasional yang sangat dihormati. Keputusan gegabah ini memicu aksi pemogokan bersejarah dari para pemain top tenis meja China, sebuah insiden yang jarang terjadi di negara tersebut.

Penyelidikan terhadap Gou dimulai sejak Mei 2024, yang berujung pada pemecatannya dari PKC dan jabatan publik, hingga akhirnya disidangkan secara terbuka pada Agustus 2025. Kini, palu hakim telah diketuk, menandai akhir tragis dari seorang birokrat olahraga yang korup.

Reaksi

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.