Minggu, 19/05/2024 - 05:43 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

BISNISEKONOMI

Raker dengan Komisi VI, Erick: Kinerja BUMN Tetap Tumbuh di Tengah Pandemi

Laba bersih BUMN secara konsolidasi meningkat sangat signifikan

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

 JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan pertumbuhan kinerja BUMN pada 2020 dan 2021 di tengah kondisi pandemi covid-19. Dalam satu bulan ke depan, Kementerian BUMN untuk pertama kalinya sepanjang sejarah akan menerbitkan laporan BUMN secara konsolidasi.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan


Sebagai gambaran awal, Erick mengatakan transformasi BUMN yang didukung Komisi VI DPR memperlihatkan hasil dari sisi perbaikan kinerja secara menyeluruh.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS


“Kalau kita lihat dari total aset kita tumbuh dari Rp 8.312 triliun pada 2020 menjadi Rp 8.978 triliun pada 2021 atau naik delapan persen. Lalu pendapatan usaha, Alhamdulillah dari Rp 1.930 triliun naik 19 persen menjadi Rp 2.292 triliun. Artinya ini mirip dengan situasi sebelum Covid, jadi sudah kembali normal secara penjualan,” ujar Erick saat rapat kerja (raker) dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (8/9/2022).

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Transaksi Pengisian Kendaraan di SPKLU Naik Lima Kali Lipat Selama Arus Mudik Lebaran


Erick melanjutkan, laba bersih BUMN secara konsolidasi juga meningkat sangat signifikan  dari Rp 13 triliun pada 2020 menjadi Rp 125 triliun pada 2021. Dengan efisiensi dan perbaikan bisnis model, Erick berharap laba bersih pada 2022 akan mencapai Rp 144 triliun.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


Selain itu, Erick juga memaparkan total utang pendanaan konsolidasi BUMN pada 2021 sebesar Rp 1.580 triliun atau hanya 36% dari investasi tertanam (modal ekuitas plus utang pendanaan) pada BUMN dengan Rp 4.358 triliun.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


 “Jadi kondisinya sehat. Kita memang memfokuskan utang pendanaan investasi karena kita ingin memastikan bahwa utang-utang ini punya return atau pengembalian yang baik. Utang pendanaan terhadap EBITDA ini juga bisa kita lihat menurun dari rasio 4,26 ke 3,37,” ucapnya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
Berita Lainnya:
IEU-CEPA tak Kunjung Usai, Airlangga: RI Ingin Diperlakukan Adil


Semakin rendah angka rasio utang terhadap EBITDA, maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar utang. Sementara realisasi dividen pada tahun anggaran 2022 sudah mencapai Rp 39,7 triliun atau lebih besar daripada target awal yang sebesar Rp 36,4 triliun. Erick menargetkan setoran dividen BUMN terus meningkat menjadi Rp 43,3 triliun pada 2023.

ADVERTISEMENTS


“Insya Allah kita coba melakukan efisiensi, efektivitas, dan perbaikan model bisnis. Untuk dividen 2023 kita akan naik ke Rp 43,3 triliun dan kita optimistis di 2024 pun akan lebih dari Rp 43 triliun, jadi ada kenaikan yang berjenjang dan kalau kita lihat Rp 43,3 triliun ini angka sebelum Covid. Jadi dengan segala yang kita lakukan, baik penutupan, merger dan lain-lain, kita bisa lihat angkanya sudah mulai kembali seperti sebelum Covid,” kata Erick.

ADVERTISEMENTS

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi