Jumat, 03/05/2024 - 15:03 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Kremlin Ancam Respons Keras Pelanggaran Batas Usai Pengumuman Referendum

ADVERTISEMENTS

Sejumlah wilayah Ukraina akan melakukan referendum untuk bergabung Rusia.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

 MOSKOW — Usai pemimpin-pemimpin pro-Rusia di wilayah Ukraina mengumumkan referendum untuk bergabung dengan Rusia. Kremlin menjadikan referendum itu sebagai ancaman pada Barat untuk menerima wilayah Rusia atau menghadapi perang skala besar.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


“Pelanggaran batas wilayah Rusia merupakan kejahatan yang mengizinkan anda untuk menggunakan semua kekuatan untuk membela diri,” kata mantan Presiden dan kini Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev di media sosial, Selasa (21/9/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Dengan membangkai ulang pertempuran di wilayah pendudukan sebagai serangan pada Rusia maka Moskow dapat membenarkan pengerahan 2 juta pasukan cadangan. Sejauh ini Moskow masih tidak mengambil langkah tersebut meski mengalami banyak kekalahan di Ukraina.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Pemimpin Parlemen Minta Inggris Tiru Iron Dome Israel


Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan mengatakan Washington mengetahui Presiden Vladimir Putin mungkin mempertimbangkan mobilisasi massal tersebut. Sullivan mengatakan hal itu tidak akan membahayakan kemampuan Ukraina memukul mundur agresi Rusia.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


Ia menambahkan Washington menolak referendum yang dilakukan “secara sepihak.” Rusia sudah menganggap wilayah Donbas yang terdiri dari Luhansk dan Donetsk merupakan negara merdeka. Ukraina dan Barat menganggap semua wilayah Ukraina yang dikuasai pasukan Rusia merupakan wilayah yang diduduki dengan ilegal.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Gejolak Protes Pro-Palestina Dorong Kampus AS Batalkan Acara Wisuda


Kini Rusia mengusai sekitar 60 persen Donetsk dan pada sudah menguasai hampir seluruh Luhansk pada Juli lalu. Setelah mencapai kemajuan lambat selama berbulan-bulan dalam pertempuran yang intensif.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh


Kini kemajuan itu sedang terancam setelah pasukan Rusia didorong mundur dari Provinsi Kharkiv bulan ini. Pasukan Rusia kehilangan jalur pasokan utamanya untuk medan pertempuran di garis depan Donetsk dan Luhansk.

sumber : Reuters

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi