Kamis, 16/05/2024 - 17:16 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Tren Streaming Global Dinilai Masih akan Berkembang

Tren streaming kini dinilai sudah memasuki fase baru.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

 JAKARTA — Masa depan streaming global dinilai telah memasuki fase baru. Menurut laporan institut riset MoffettNathanson, penetrasi streaming di Amerika Serikat telah mencapai titik jenuh.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan


Ketika platform hendak mencari pelanggan baru, mereka harus menyasar ke luar AS. Ada dua pengecualian untuk kondisi tersebut, yakni Peacock dan Paramount+. Meski begitu, tren streaming global dinilai masih berkembang.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS


Ampere Analysis yang berbasis di London dalam laporannya memaparkan bahwa Netflix merencanakan 130 tayangan internasional dan 62 fitur baru antara April dan September 2022. Selama periode yang sama, Amazon menghadirkan 92 acara baru dan 23 fitur, sementara Disney+ menyuguhkan 45 tayangan dan empat film layar lebar.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah


“Tren keseluruhan yang kami lihat adalah untuk platform global yang memanfaatkan keunggulan produksi dan pasar internasional non-Amerika Serikat. Ini adalah tren yang akan tetap ada dan berkembang pesat dan kuat,” kata direktur eksekutif Ampere Analysis, Guy Bisson.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


Bukti kuat dari tren itu adalah popularitas serial drama Korea Selatan “Squid Game” yang menjadi hit global di Netflix, bahkan bakal hadir musim keduanya. Ada pula “Money Heist: Korea-Joint Economic Area”, versi Asia dari serial orisinalnya yang berbahasa Spanyol.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Pijat Perut Bisa Sebabkan Pecah Kista dan Pelengketan Usus? Ini Kata Ahli


Tayangan dengan popularitas serupa di platform streaming lain adalah serial mata-mata Inggris, “Slow Horses”, yang baru-baru ini diperbarui oleh Apple TV+. Ada juga serial fiksi ilmiah besutan Russo bersaudara, “Citadel”, yang akan tayang di Amazon. Serial mengeksplorasi cerita dengan latar empat lokasi, India, Italia, Spanyol, dan Meksiko.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Ada benturan kondisi yang dianggap membuat platform tidak lagi mampu membuka jalan untuk pertumbuhan audiens. Itu adalah biaya produksi tayangan yang lebih tinggi akibat pandemi Covid-19, kenaikan suku bunga, tekanan internal, dari penurunan harga saham.

ADVERTISEMENTS


Kasus paling jelas terlihat di Warner Bros Discovery, yang mengelola HBO Max dan Discovery+. Perusahaan memangkas pengeluaran dan memutuskan untuk melepaskan berbagai program dengan alasan penghematan biaya.

ADVERTISEMENTS


CEO Warner Bros Discovery, David Zaslav, berusaha menghemat hingga sekitar tiga miliar dolar AS (Rp 46,5 triliun). Pengetatan ikat pinggang itu menghantam operasi internasional HBO Max, khususnya saat mengumumkan akan menyetop produksi tayangan orisinal di seluruh Nordik, Belanda, Eropa Tengah, dan Turki.

Berita Lainnya:
Muncul Tren 'ASI Bubuk' di Media Sosial, Ini Saran Dokter


Rubicon yang didukung oleh Banijay Group memproduksi dua musim drama Norwegia, “Beforeigners”, untuk HBO Max. CEO Rubicon, Ivar Kohn mengetahui bahwa acara itu “dibuang” oleh streamer dan akan dilisensikan kembali di tempat lain, hanya beberapa jam sebelum Warner Bros Discovery mengumumkan berita pemangkasan produksi di Eropa dan sekitarnya.


“Para streamer tidak berhenti mencari proyek internasional bergengsi dengan anggaran besar, tetapi proyek dengan anggaran menengah menghilang. Tampaknya fokusnya bukan lagi tentang pertumbuhan, tetapi lebih tentang mencoba mempertahankan pelanggan yang mereka miliki dan mencoba dan mendapatkan lebih banyak,” ujar Kohn.


Kesadaran biaya yang baru juga tercermin dalam perpindahan beberapa streamer global ke program hiburan ringan tanpa naskah. Untuk menjaga biaya tetap rendah, streamer memproduksi sejumlah tayangan di lokasi yang sama. Meningkatnya persaingan di pasar internasional juga memaksa platform untuk menjadi lebih selektif tentang target lokasi pasar utama masing-masing, dikutip dari laman Hollywood Reporter, Jumat (28/10/2022).

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi