Jumat, 17/05/2024 - 00:41 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Bulan Ramadhan, Bekasi Diserbu Gelandangan dan Pengemis Musiman

Pengemis dan gelandangan itu memanfaatkan sedekah umat Islam di Bulan Ramadhan.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

BEKASI — Bulan Ramadhan menjadi waktu yang tepat untuk para pengemis mendulang uang. Sebab, di bulan ini kaum Muslimin akan lebih ringan tangan memberikan sedekah. Sayangnya, tidak semua pengemis itu memang tidak mampu karena tidak sedikit yang menjadikan mengemis sebagai profesi.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Kepala Bidang Rehabilitasi Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bekasi Epih Hanafi mengatakan, gelandangan dan pengamen (gepeng) memang lebih banyak jumlahnya ketika Ramadhan. Bahkan tidak jarang mereka datang dari luar daerah.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS

“Ramadhan ini kan biasanya orang banyak yang sedekah, banyak yang infaq, banyak bagi-bagi segala macem. Nah makanya biasanya mereka yang dari daerah itu pada berdatangan untuk memanfaatkannya,” ujar Epih saat ditemui Senin (4/4/2022).

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Modus yang digunakan para Gepeng mendulang rupiah bermacam-macam. Namun menurut Epih yang paling sering digunakan adalah membawa anak-anak untuk mengemis. Pengemis model seperti ini menurut Epih sering ditemukan di sejumlah lokasi di Bekasi, seperti di Pasar Baru Bekasi.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
PMI Banda Aceh Ucapkan Terima Kasih ke Pendonor Darah Selama Ramadhan

“Saya ngeliat di sebelum pasar baru mereka satu keluarga ada yang bawa anak istrinya. Biasanya anak-anaknya taruh di lampu merah untuk ngemis, istrinya taruh sana jual tisu, suaminya ngeliatin. Biasanya satu paket itu,” ujarnya.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Para Gepeng biasanya tidak memiliki tempat tinggal, dan mereka akan terlihat di pinggir jalan yang ramai, perhentian lampu merah. Menurut Epih, para Gepeng di Kota Bekasi itu datang dari luar daerah, seperti Cirebon dan Indamayu.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Kalo di data mah mas, paling orang Bekasi cuma 2-3 orang aja kali,” ucap Epih.

ADVERTISEMENTS

Epih mengungkapkan pada 2021 Dinsos Kota Bekasi melakukan 26 kali razia dan menangkap 200 Gepeng. Ratusan Gepeng itu sudah diamankan ke balai rehabilitasi. Di Ramadhan tahun ini, Dinsos Kota Bekasi melakukan razia sepekan sekali. Para Gepeng yang ditangkap akan dilakukan pendataan.

ADVERTISEMENTS

“Mereka yang tertangkap kita catat identitasnya kemudian dari assessment itu kita lakukan pembinaan,” kata dia.

Berita Lainnya:
Taruna Tingkat Dua STIP Jadi Tersangka Tunggal Tewasnya Putu Satria

Mereka yang tertangkap wajib membuat perjanjian agar tidak mengemis lagi. Jika melanggar mereka akan dijatuhi sanksi.

Gepeng yang dari luar kota akan dipulangkan, sementara yang berasal dari Kota Bekasi akan diberikan pembinaan dan pelatihan. “Kita akan melihat, apa yang mereka perlukan. Kalau dia gak punya kampung, gak punya tempat tinggal nanti kita pikirkan tempat rehabilitasinya di mana,” ujar Epih.

Epih menjelaskan, tempat rehabilitasi tersebut akan mengungkapkan penyebab mereka mengemis. “Tidak selamanya Gepeng ini orang susah, ada yang di kampungnya punya kendaraan, rumah dan memang tujuan ke sini sebagai alat pencahariannya dia,” kata Epih yang berharap Bekasi bebas dari Gepeng.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi