Sabtu, 04/05/2024 - 09:12 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

UEA Diduga Gunakan Spyware Israel untuk Meretas Pemerintah Inggris

ADVERTISEMENTS

Peretasan dengan Pegasus dilakukan untuk menghapus data.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

 LONDON — Pejabat Inggris serta Kantor Luar Negeri dan Persemakmuran telah diretas oleh pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) menggunakan perangkat lunak Pegasus buatan Israel. Spyware Israel digunakan untuk menginfeksi perangkat yang terhubung ke jaringan di Downing Street, termasuk ponsel Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada 7 Juli 2020.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


Pusat Keamanan Siber Nasional menguji ponsel Johnson dan beberapa ponsel lain yang digunakan oleh pejabat Downing Street. Tetapi tidak dapat menemukan perangkat yang terinfeksi.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Sementara Kantor Luar Negeri Inggris tidak menyangkal laporan tersebut. 

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh


Spyware Pegasus buatan Israel juga diduga telah menginfeksi Kementerian Luar Negeri Inggris setidaknya lima kali antara Juli 2020 dan Juli 2021. Peretasan ini terkait dengan operator di UEA, India, Siprus, dan Yordania.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Gedung Putih Bantah Terima Peringatan Dini Serangan Iran ke Israel


“Saya kaget ketika menemukan kasus (peretasan) di No.10 (Downing Street),” kata peneliti senior di pengawas internet Universitas Toronto, Citizen Lab, yang telah melacak penggunaan Pegasus, John Scott-Railton, dilansir Middle East Monitor, Rabu (30/4).

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


Seorang peneliti lainnya di Citizen Lab, Bill Marczak, mengatakan, Pegasus kemungkinan dipasang pada ponsel di Downing Street dan Kantor Luar Negeri untuk “penghapusan data”.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh


Sebagai tanggapan, juru bicara NSO Group mengatakan, tuduhan tersebut tidak benar dan tidak berdasar. “NSO terus menjadi sasaran sejumlah organisasi advokasi bermotivasi politik, seperti Citizens Labs dan Amnesty, untuk menghasilkan laporan yang tidak akurat dan tidak berdasar, berdasarkan informasi yang tidak jelas dan tidak lengkap,” ujar juru bicara itu.

Berita Lainnya:
Rumitnya Hubungan AS-China Saat Blinken Memulai Kunjungan


Perangkat lunak NSO menjadi sorotan ketika Citizen Lab mengungkap penyalahgunaan perangkat lunak oleh sejumlah pemerintah. Mereka menargetkan sekitar 50 ribu ponsel dan perangkat milik jurnalis, aktivis hak asasi manusia, dan kritikus politik di seluruh dunia. Di antara pemerintah yang menjadi klien NSO Group adalah negara-negara Teluk Arab, termasuk UEA, Arab Saudi, dan Bahrain.


Apple kemudian mengajukan gugatan terhadap NSO dan perusahaan induknya, OSY Technologies. Gugatan ini merupakan upaya untuk menghentikan perusahaan spyware agar tidak menargetkan perangkat Apple.


NSO Group adalah perusahaan Israel yang berspesialisasi dalam pengembangan alat spionase dunia maya. Perusahaan ini didirikan pada 2010. Amerika Serikat memberikan sanksi kepada NSO dengan memasukkannya ke daftar hitam perdagangan pada November tahun lalu. 


 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi