Selasa, 21/05/2024 - 09:52 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

1.000 Serikat Pekerja Sri Lanka Kompak Mogok Massal, Desak Pemerintah Segera Mundur

BANDA ACEH -Lebih dari 1.000 serikat pekerja di Sri Lanka dilaporkan akan bergabung dengan aksi mogok massal nasional yang dijadwalkan pada hari ini, Jumat (6/5). Mereka kompak mendesak agar pemerintah segera mundur di tengah krisis ekonomi parah.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

Menurut laporan Daily Mirror, mereka yang bergabung dengan aksi mogok massal ini termasuk serikat pekerja transportasi, mulai dari kereta api hingga bus.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan
Berita Lainnya:
Ribuan Buruh Jabar Bakal Demo di Jakarta Saat May Day

Sri Lanka Railway Station Masters’ Union (SLRSMU) mengumumkan pihaknya akan menghentikan semua layanan mulai Kamis tengah malam (5/5).

All Ceylon Transport Workers Union (ACTWU) juga mengatakan bahwa mereka telah meminta semua karyawannya untuk turun ke jalan.

Sementara serikat pemilik bus, IPPBOA, menolak ikut melakukan aksi mogok massal. Meski mengizinkan pekerjanya untuk berpartisipasi dalam unjuk rasa.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Para serikat pekerja juga mendorong agar Dewan Transportasi Sri Lanka bergabung dalam aksi mogok massal tersebut.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Ketua KPU Minta MK Hadirkan Ahli Sistem Noken

Sri Lanka sedang berjuang menghadapi krisis ekonomi parah yang membuat warga kesulitan mendapat pasokan pangan dan energi. Disebutkan, krisis disebabkan oleh kurangnya devisa negara akibat pembatasan pariwisata selama pandemi Covid-19.

Terlepas dari kemarahan warga dan oposisi, pemerintahan Presiden Gotabaya Rajapaksa enggan mengundurkan diri. 

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi