Jumat, 26/04/2024 - 11:45 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

PBB: Pembatasan Ekspor Perburuk Krisis Pangan Global

ADVERTISEMENTS

FAO memperingatkan negara-negara tidak membatasi ekspor makanan

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

ROMA — Kepala Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) Qu Dongyu memperingatkan, agar negara-negara tidak membatasi ekspor makanan karena dunia sedang mengalami krisis pangan akibat perang Rusia-Ukraina yang dimulai pada 24 Februari.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Qu mengatakan, negara-negara miskin harus bergulat dengan kenaikan harga pangan selama dua tahun terakhir. Namun kini situasinya menjadi lebih buruk karena perang antara Rusia dan Ukraina, yang merupakan produsen dan eksportir utama gandum serta bahan makanan lainnya.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Dampak Konflik Iran-Israel Bisa Sampai ke Indonesia, Pemerintah Diingatkan tak Main-Main

“Dalam skenario ini, pemerintah harus menahan diri memberlakukan pembatasan ekspor, yang dapat memperburuk kenaikan harga pangan dan merusak kepercayaan di pasar global,” kata Qu, dilansir Anadolu Agency, Sabtu (14/5/2022).

ADVERTISEMENTS

Qu mengatakan, FAO telah melakukan transparansi yang lebih besar di pasar pangan global melalui perluasan platform harga pangan. FAO juga memberikan pinjaman murah ke negara-negara miskin untuk membantu mereka memenuhi kebutuhan pangan dan meringankan krisis.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Lembaga Penelitian Kebijakan Pangan Internasional yang berbasis di Amerika Serikat mengatakan, Argentina, Indonesia, Kirgistan, Turki, dan Kazakhstan merupakan negara-negara “terkemuka” yang membatasi ekspor bahan makanan. FAO mengatakan Mesir, Turki, Kongo, Eritrea, Madagaskar, Namibia, Somalia, dan Tanzania termasuk di antara negara-negara yang paling bergantung pada impor gandum. Sementara Argentina, Bangladesh, dan Brasil sangat bergantung pada pupuk yang diimpor dari Rusia.

Berita Lainnya:
Harga Pangan Dunia Meningkat pada Maret Setelah Tujuh Bulan Turun

Sementara itu, pada pertemuan paralel para menteri luar negeri G7, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock menuduh Rusia memblokir ekspor biji-bijian dari pelabuhan Ukraina. Dia menyebut langkah itu sebagai bagian dari “perang hibrida.”

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi