Rabu, 08/05/2024 - 17:10 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

China: Ketidakadilan Historis ke Palestina Dibiarkan Terlalu Lama

ADVERTISEMENTS

Komunitas internasional perlu lebih aktif dalam merespons konflik Israel-Palestina.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

 BEIJING — Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China Zhao Lijian mengatakan, bertahannya konflik Israel-Palestina disebabkan oleh ketidakadilan historis yang dilakukan terhadap rakyat Palestina dibiarkan terlalu lama. Komentarnya merespons peluncuran laporan sebuah komisi dari Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB yang menyebut Israel tak berniat mengakhiri pendudukan terhadap Palestina.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


“Alasan yang mendasari konflik berulang antara Israel dan Palestina serta ketegangan yang sedang berlangsung atas wilayah Palestina yang diduduki adalah bahwa ketidakadilan historis yang dilakukan terhadap rakyat Palestina telah dibiarkan terlalu lama dan aspirasi sah rakyat Palestina untuk mendirikan sebuah negara merdeka telah lama ditolak,” kata Zhao dalam pengarahan pers, Rabu (8/6/2022), dikutip laman resmi Kemenlu China.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Menurutnya, komunitas internasional perlu lebih aktif dalam merespons konflik Israel-Palestina. “Komunitas internasional perlu bekerja lebih aktif dengan rasa urgensi lebih besar untuk dimulainya kembali pembicaraan damai antara Palestina dan Israel atas dasar solusi dua negara, guna mencapai solusi yang komprehensif, adil, dan permanen untuk persoalan tentang Palestina sejak dini,” ucap Zhao.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Enam Bulan di Angkasa, 3 Astronaut China Kembali ke Bumi dengan Selamat


The Commission of Inquiry (COI), yang dibentuk Dewan HAM PBB tahun lalu untuk menyelidiki penyebab siklus kekerasan di wilayah Israel-Palestina telah merilis penemuannya pada Selasa (7/6/2022). Dalam laporannya, mereka mengungkapkan, pendudukan Israel dan diskriminasi terhadap warga Palestina menjadi pemicu utama kekerasan tak berkesudahan di wilayah tersebut. Israel pun disebut tak memiliki niat mengakhiri pendudukan. “Mengakhiri pendudukan tanah oleh Israel tetap penting dalam mengakhiri siklus kekerasan yang terus menerus,” kata tim penyelidik tersebut dalam laporannya.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


Laporan setebal 18 halaman itu terutama berfokus pada evaluasi panjang investigasi, laporan, dan keputusan PBB di masa lalu tentang situasi tersebut serta bagaimana dan jika temuan itu diimplementasikan. Navi Pillay, mantan kepala hak asasi PBB asal Afrika Selatan yang menjadi ketua tim penyelidik mengungkapkan, rekomendasi-rekomendasi dalam laporan-laporan sebelumnya “sangat diarahkan ke Israel”. “Ini adalah indikator sifat konflik yang asimetris dan realitas satu negara menduduki negara lain,” ucap Pillay.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Menlu Retno: OKI Harus Bersatu Bela Palestina


Menurut Pillay, para penyelidik menyatakan, rekomendasi-rekomendasi yang telah dirilis sebelumnya diabaikan atau sangat tidak dilaksanakan. Hal itu merujuk pada seruan untuk memastikan pertanggungjawaban atas pelanggaran Israel terhadap hukum internasional, termasuk penembakan roket oleh kelompok bersenjata Palestina.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh


“Kurangnya implementasi ini ditambah dengan rasa impunitas, bukti jelas bahwa Israel tidak memiliki niat untuk mengakhiri pendudukan, dan diskriminasi yang terus-menerus terhadap warga Palestina yang terletak di jantung berulangnya pelanggaran sistematis di Wilayah Pendudukan Palestina, termasuk Yerusalem Timur, dan Israel,” kata Pillay.


Kementerian Luar Negeri Israel telah mengkritik dan memprotes laporan yang dirilis komisi penyelidikan Dewan HAM PBB. Tel Aviv menilai laporan itu bersifat sepihak dan dinodai dengan kebencian terhadap negara Israel. Mereka pun berpendapat, laporan komisi tersebut turut disusun berdasarkan bias ekstrem anti-Israel di Dewan HAM PBB.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi