Senin, 06/05/2024 - 17:33 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIPERTANIAN

Pakar: Peternak Unggas Harus Antisipasi Dampak Kemarau Basah

ADVERTISEMENTS

Kemarau basah bisa memicu outbreaks pada unggas.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

PURWOKERTO — Pakar peternakan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Prof Akhmad Sodiq mengingatkan peternak unggas untuk mengantisipasi dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh kemarau basah.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Posisi sekarang harusnya sudah musim kemarau tapi ternyata masih hujan. Kemudian kita kenal sebagai kemarau basah,” katanya, Jumat (10/6/2022). Ia mengatakan permasalahan yang dihadapi peternak ruminansia saat musim kemarau adalah ketersediaan hijauan pakan ternak.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Akan tetapi dengan adanya kemarau basah, justru menguntungkan peternak ruminansia karena ketersediaan hijauan pakan ternak tetap ada. Sementara pada ternak unggas, kondisi kemarau basah harus menjadi perhatian serius karena pada unggas terdapat endoparasit (parasit yang hidup dalam organ tubuh) terutama di dalam usus.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

“Endoparasit itu kalau pada kondisi normal akan berkembang normal, kondisinya umpamanya 5 persen, 10 persen, dan sebagainya. Tapi kalau pada kondisi dingin, itu barangkali dorman (perkembangannya terhambat),” kata Rektor Unsoed itu.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Wapres: Pengembangan Ekonomi Syariah Harus Dirasakan Rakyat

Ia mengatakan pada kondisi panas, endoparasit yang dorman itu akan muncul berbarengan dan dikenal dengan “outbreaks” atau kejadian luar biasa. “Kalau muncul bersama-sama kan tidak bagus, artinya itu potensi bermasalah,” katanya menjelaskan.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Lebih lanjut, Prof Sodiq mengatakan jika “outbreaks” terjadi dalam kondisi berkepanjangan, akan menurunkan serapan nutrisi di dalam unggas. Menurut dia, turunnya serapan nutrisi akan berdampak terhadap penurunan tingkat imunitas, sehingga akan menurunkan produktivitas.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

“Jadi kerangka teoritisnya seperti itu. Nah, kemudian bagaimana implikasinya untuk peternakan yang ada di kita terutama unggas? Ini ada dua,” katanya.

Ia mengatakan dampak kemarau basah pada ternak unggas yang dipelihara dalam sistem “closed house” yang sudah banyak diterapkan oleh banyak peternak kemungkinan tidak terlalu besar karena segala sesuatunya diatur, baik kelembapan, suhu, dan sebagainya. “Demikian pula dengan kotorannya. Kotoran itu juga diatur sedemikian rupa, sehingga ternak kemungkinan kecil mematuk-matuk kotoran yang ada endoparasitnya tadi,” kata Guru Besar Fakultas Peternakan Unsoed itu.

Berita Lainnya:
Merespons Kondisi Gaza yang Kian Parah, Turki Hentikan Total Perdagangan dengan Israel 

Akan tetapi terhadap unggas di peternakan rakyat yang tempatnya terbuka, kata dia, dampak kemarau basah perlu diantisipasi. Karena endoparasit yang keluar bersama kotoran akan dipatuk-patuk oleh ayam sehingga berbahaya bagi unggas.

“Apalagi kondisi imunnya turun dan ini berpotensi terhadap produktivitas karena akan berkurang atau turun,” katanya.

Terkait dengan hal itu, Prof. Sodiq mengemukakan bahwa pengelolaan peternakan rakyat harus diperbaiki, terutama dalam meningkatkan imunitas dengan cara mencukupi kebutuhan nutrisi. Menurut dia, perbaikan kedua berkaitan dengan upaya untuk mempertahankan suhu sesuai dengan kenyamanan masing-masing unggas.

“Kalau tidak diantisipasi, berpotensi mengakibatkan kematian unggas. Mudah-mudahan tidak sampai mengakibatkan kematian, hanya penurunan produktivitas,” katanya.


sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi