Kamis, 16/05/2024 - 15:58 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Kemampuan Dokter Indonesia Manfaatkan Teknologi Medis Masih Rendah

Indonesia tertinggal dalam kompetensi dokter di bidang teknologi robotik dan nano.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

JAKARTA — Kemampuan dokter di Indonesia dalam pemanfaatan perangkat medis berteknologi tinggi masih timpang jika dibandingkan dengan sejawat mereka di sejumlah negara maju. Ketua PB IDI periode 2015-2018 Prof Ilham Oetama Marsis melihat adanya gap antara Indonesia dengan negara-negara Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dalam bidang penguasaan teknologi.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan


Hal itu disampaikannya saat agenda Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Badan Legislatif DPR RI tentang RUU Pendidikan Kedokteran. Jika membandingkan dengan kemampuan Singapura, kata Marsis, Indonesia masih tertinggal dalam kompetensi dokter di bidang teknologi robotik, teknologi nano, genetic engineering dan lainnya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS


Jika dilihat dari peringkat universitas di dunia pada 2022, peringkat tertinggi di Asean adalah National University of Singapore di ranking 11. Universitas Malaysia ranking 65, Universitas Indonesia (UI) ranking 254 dan Universitas Gadjah Mada (UGM) ranking 290 dari total 1.300 universitas.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
TNI AU dan AS Dipastikan Gelar Latihan Bersama Cope West MAF 2024


“Belum termasuk peringkat yang diberikan Forum MEA yang menempatkan sistem pelayanan kedokteran di Indonesia di tempat yang sangat terbelakang sekali. Untuk peringkat UI di tataran MEA berada di nomor 1.618 dan UGM 1.955,” katanya, Senin (13/6/2022).

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


Ia mengatakan di sejumlah negara barat telah terjadi perubahan konsep pendidikan kedokteran, terutama pada masa pandemi COVID-19. Konsep berubah dari traditional clerkship menjadi virtual clerkship.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


“Negara-negara barat telah melakukan konversi pendidikan dengan memprioritaskan teknologi tinggi, tapi ini memerlukan telehealth dan telemedicine. Indonesia sampai saat ini baru mampu menerapkan bedah telemedisin dengan kemampuan komunikasi dua arah,” katanya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
Berita Lainnya:
Pengerjaan Fly Over Sei Ladi, BP Batam Targetkan Rampung Desember 2024


Sebagai contoh di Indonesia, kata Marsis, pemanfaatan robotik untuk keperluan bedah medis, baru dilakukan pada satu rumah sakit, yaitu RS Bunda dengan keterbatasan koneksi teknologi 2.5. Sementara di Amerika Serikat, Jepang dan negara di Eropa sudah menggunakan teknologi 5.0.

ADVERTISEMENTS


Dengan mengadopsi teknologi 5.0, robot bedah dapat dikendalikan dari jarak 1.250 kilometer dari lokasi operator. “Ini suatu kemajuan di bidang kedokteran yang namanya pembedahan pada janin di dalam kandungan. Kita bisa mengoreksi kelainan dalam kandungan, sehingga bayi dilahirkan dengan bayi yang telah terkoreksi menggunakan robotik,” katanya.

ADVERTISEMENTS


Marsis berharap RUU Pendidikan Kedokteran dapat mengakomodasi kebutuhan payung hukum bagi pemenuhan kompetensi kedokteran di bidang teknologi tinggi.


sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi