Minggu, 05/05/2024 - 16:40 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

DIGITALEKONOMI

Tips Aman Mendulang Cuan dari Reksa Dana Saham

ADVERTISEMENTS

Investor tetap harus punya strategi investasi di reksadana saham.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

 JAKARTA — Reksadana saham menjadi salah satu jenis investasi yang populer di kalangan anak muda. Maklum, reksadana saham memang dirancang untuk investasi dalam jangka waktu yang lama.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Secara sederhana, reksadana adalah tempat mengumpulkan uang atau dana investasi dari masyarakat yang selanjutnya akan diinvestasikan oleh manajer investasi dalam berbagai instrumen investasi, dalam hal ini instrumen yang dimaksud adalah saham.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Nantinya, manajer investasi akan mengelola dan menginvestasikan dana secara profesional dalam  reksadana. Manajer investasi didukung oleh tenaga ahli lainnya yang terdiri dari komite investasi dan pengelola investasi.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Menyambut hal tersebut, Co-Founder Ternak Uang Felicia Putri Tjiasaka berbagi tips untuk berinvestasi reksadana saham, khususnya bagi para pemula.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


Tepat memilih manajer investasi

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


Karena reksadana dijalankan oleh manajer investasi, Felicia berpesan agar investor pemula tidak salah dalam memilih manajer investasi. Untuk mengakalinya, ia memberikan panduan.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh
Berita Lainnya:
Kemendag: Harga Tinggi di Internasional Penyebab Kelangkaan Stok Gula

Untuk pemula, mereka bisa memilihnya dari 20 manajer investasi terbaik berdasarkan dana kelolaan. Untuk mengetahui daftarnya bisa di cek di website IDX dan beberapa agen penjual reksadana.

“Alternatif lainnya, pilih manajer investasi yang kamu kenal secara personal dan bisa dipercaya. Kalau enggak kenal, lebih baik skip saja,” kata Felicia.

Pilih reksadana yang tepat

Setelah menyortir manajer investasi, selanjutnya kita perlu memilih jenis reksadana yang sesuai dengan tujuan keuangan dan profil risiko kita. Untuk mengetahui ciri reksadana yang menguntungkan, Felicia menganalisanya dari beberapa karakteristik.

“Idealnya, pilihlah reksadana yang punya dana kelolaan yang tidak terlalu kecil ataupun tidak terlalu besar,” saran dia.

Kalau terlalu besar nanti kurang lincah sehingga tidak fleksibel. Tapi kalau terlalu kecil itu sulit untuk dipercaya, rentan bermasalah ke depannya. Idealnya, dana kelolaannya di kisaran Rp 100 miliar hingga Rp 1 triliun.

Selain itu, Felicia mengimbau agar investor lebih jeli dalam melihat rekam jejak reksadana yang akan dipilih. Paling aman, bisa dilihat dari laporan bulanan reksadana tersebut beserta prospektusnya.

“Cek return-nya. Apakah bagus dan konsisten dalam jangka panjang atau tidak. Lalu, cari reksadana yang drawdown (kerugian) paling rendah. Terakhir, pilih reksadana yang expense ratio dan biaya manajer investasinya rendah,” tambahnya.

Berita Lainnya:
KAI: tak Ada Penumpang Kereta Jadi Korban Insiden Tabrak Bus di Sumsel

Meski demikian, lanjut Felicia, seorang investor tetap memerlukan strategi saat berinvestasi reksadana saham. Pada umumnya, ada lima trik yang dijadikan strategi para investor pemula, yakni lump sum (beli sekaligus dalam satu waktu); dollar cost averaging (beli dalam waktu yang berbeda-beda); market timing (membeli dan menjual di waktu yang tepat); average up; serta buy and hold.

Hanya saja, Felicia merekomendasikan investor untuk menerapkan strategi dollar cost averaging

“Karena pergerakan reksadana saham sangat fluktuatif, lebih cocok untuk investasi secara rutin saja, agar menghindari beli di harga pucuk atau tertinggi. Kemudian jangan pakai buy and hold, itu tidak cocok karena reksadana saham yang dikelola oleh manajer investasi yang bisa melakukan salah atau pindah perusahaan. Idealnya, selalu melakukan evaluasi setiap enam bulan atau setahun sekali,” tandasnya.


 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi