Jumat, 26/04/2024 - 12:34 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMISYARIAH

Asbisindo Ungkap Penyebab BPRS Sulit Bersaing

ADVERTISEMENTS

BPRS dinilai belum memiliki model bisnis yang jelas

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA — Asosiasi Perbankan Syariah Indonesia (Asbisindo) menyebut pembiayaan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) masih didominasi sektor ekonomi. Hal ini mencakup pembiayaan pegawai atau nasabah berpendapatan tetap yang tidak didukung pengendalian risiko yang memadai. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Ketua Umum Kompartemen BPRS Asbisindo Cahyo Kartiko mengatakan pembiayaan tersebut diantaranya perjanjian kerja sama dengan lembaga tempat nasabah tidak ada atau tidak kuat secara hukum. 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


“Lalu target nasabah pegawai swasta atau pegawai kontrak yang rawan PHK, sumber pengembalian pembiayaan dari tunjangan yang tidak tetap, agunan pembiayaan bukan berupa fix asset, dan pemungut angsuran bukan pejabat resmi,” ujarnya saat webinar Arah Maju Transformasi Digital BPRS di Indonesia, Kamis (30/6/2022).

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Dukung Kelancaran Mudik, Ini Testimoni Pengguna SPKLU PLN


Menurutnya permasalah utama BPR Syariah juga terkait model bisnis kurang jelas. Cahyo menyebut BPRS belum memiliki model bisnis yang jelas, ekspansi bisnis yang dilakukan cenderung meniru bank atau BPRS lain tanpa mempelajari lebih mendalam mengenai prospek jangka menengah dan jangka panjang serta risiko yang akan dihadapi.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Kementerian ESDM Buka Konversi Motor Bensin Jadi Listrik, Gratis!


“Permasalah lainnya mengenai teknologi informasi basic need, yang sifatnya baru memenuhi kebutuhan dasar perbankan dapat bertransaksi berupa core banking system, belum disertai dengan fitur layanan terkini seperti mobile banking, internet banking, bahkan teknologi ATM yang notabenenya sudah ditinggalkan bank umum,” ucapnya.


Cahyo juga menyebut BPRS juga menghadapi permasalahan standar keamanan teknologi informasi yang masih rendah, bersifat stand alone dan menggantungkan pada personal.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi