Jumat, 17/05/2024 - 00:23 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

Penembakan Abe Kejutkan Negara dengan Tingkat Kriminalitas Rendah Gunakan Senjata

Terakhir kali penembakan profil tinggi terjadi pada 2019 di Jepang.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

 TOKYO — Berita penembakan mantan Perdana Menteri Shinzo Abe di siang bolong mengejutkan tidak hanya Jepang tetapi seluruh dunia. Peristiwa ini menampar negara dengan tingkat kejahatan yang relatif rendah dengan pengaturan senjata yang ketat.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan


Masih banyak yang belum jelas tentang motif dan identitas tersangka dalam serangan pada Jumat (8/7/2022). Abe diketahui ditembak saat berkampanye di Nara untuk Partai Demokrat Liberal dan meninggal di rumah sakit. Pemilihan parlemen dijadwalkan pada Ahad (10/7/2022).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS


Negara berpopulasi 125 juta penduduk ini hanya memiliki 10 kasus kriminal terkait senjata tahun lalu. Polisi menyatakan, kasus tersebut mengakibatkan satu kematian dan empat cedera dengan delapan dari kasus itu terkait dengan geng.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Delegasi Hamas akan Bahas Gencatan Senjata di Kairo


Tokyo tidak memiliki insiden senjata, cedera, atau kematian selama tahun yang sama, meskipun 61 senjata disita di kota tersebut. Terakhir kali penembakan profil tinggi terjadi pada 2019, ketika seorang mantan anggota geng ditembak di tempat karaoke di Tokyo.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


Meskipun universitas-universitas besar di Jepang memiliki klub senapan dan polisi Jepang bersenjata, kebanyakan orang Jepang menjalani hidup tanpa pernah memegang atau bahkan melihat senjata sungguhan. Penusukan lebih sering terjadi sebagai kejahatan fatal.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Perdebatan tentang hak untuk memiliki senjata adalah masalah yang jauh di Jepang dan telah berlangsung selama beberapa dekade. “Orang-orang Jepang dalam keadaan shock,” kata profesor di College of Risk Management di Nihon University di Tokyo Shiro Kawamoto.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
Berita Lainnya:
Sekjen PBB: Serangan Darat Israel ke Rafah tak Dapat Diterima


Menambah kerumitan kondisi penembakan adalah laporan senjata yang digunakan dalam serangan itu mungkin buatan sendiri. Artinya pengawasan senjata yang ada bisa jadi tidak efektif.

ADVERTISEMENTS


Spekulasi sudah tersebar luas bahwa personel keamanan Abe mungkin menghadapi pertanyaan serius. Namun serangan seperti itu luar biasa di Jepang, menjadikan keamanan yang relatif ringan sebagai norma, bahkan untuk mantan perdana menteri.

ADVERTISEMENTS


Kawamoto menyatakan, acara kampanye saat Abe diserang menarik banyak orang, membuat keamanan menjadi tantangan. “Ini berfungsi sebagai peringatan bahwa kekerasan senjata dapat terjadi di Jepang, dan keamanan untuk melindungi politisi Jepang harus diperiksa kembali,” katanya.


“Menganggap serangan semacam ini tidak akan pernah terjadi akan menjadi kesalahan besar,” ujarnya.


sumber : AP

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi