Jumat, 26/04/2024 - 10:12 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Moeldoko: Pemerintah Hemat Subsidi Bila Warga Beralih ke Kendaraan Listrik

ADVERTISEMENTS

Ketum Periklindo Moeldoko sebut pemerintah siap beri subsidi pengusaha mobil listrik

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA — Untuk mendorong masifnya kendaraan listrik di Indonesia, pemerintah akan memberikan beragam insentif dan juga subsidi untuk masyarakat mudah mengakses kendaraan listrik.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Kepala Staff Kepresidenan (KSP) sekaligus Ketua Umum Periklindo Moeldoko menjelaskan ajang Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2022 merupakan wadah literasi sekaligus showcase kepada masyarakat terkait kendaraan listrik. Melalui pameran ini, Moeldoko berharap masyarakat tak lagi ragu untuk beralih ke kendaraan listrik.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Ia menilai, saat ini pasar kendaraan listrik makin tumbuh. Jika sebelumnya, pengembangan kendaraan listrik saling menunggu dengan kesiapan infrastruktur saat ini tidak lagi menjadi isu. Moeldoko pun menilai, kerja sama antara PLN dan pihak swasta dalam pengembangan infrastruktur kendaraan listrik menjadi solusi dari kegamangan tersebut.

ADVERTISEMENTS


“Masyarakat saat ini tak perlu lagi ragu ketika ingin beralih ke kendaraan listrik. Yang tadinya bertanya tanya soal mobil listrik, pameran ini memberikan jawaban untuk tak ragu lagi beralih ke mobil listrik,” ujar Moeldoko.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Viral Aktris Pakai LPG Subsidi, ESDM: Kami Ajukan Revisi Perpres


Ia pun menjelaskan dengan masyarakat beralih ke kendaraan sepeda motor listrik maka masyarakat berkontribusi Rp 3,7 juta subsidi per tahun ke pemerintah. Sementara jika menggunakan mobil listrik kontribusi sebesar Rp 19,2 juta subsidi per tahun.


“Jika agregat subsidi itu dikumpulkan untuk membangun SDM Indonesia, maka tidak lama lagi Indonesia akan menjadi negara yang hebat di masa depan,” ujar Moeldoko.


Pemerintah memberikan instrumen yang kuat untuk mempercepat terbentuknya ekosistem kendaraan listrik dengan diterbitkan Perpres 55 Tahun 2019. PLN juga membuka peluang bekerja sama dengan seluruh pengusaha untuk menyediakan charging station. Ia menegaskan para pengusaha juga akan diberikan insentif untuk pengembangan mobil listrik.


“Tidak usah khawatir. Kami pemerintah akan terus mendorong perbankan nasional bisa mendukung transisi energi dan beralih ke kendaraan listrik,” tegas Moeldoko.


Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan PLN akan terus mendukung segala pihak untuk mendorong masifnya kendaraan listrik di Indonesia. Darmawan menilai, untuk bisa mencapai target carbon neutral di 2060 salah satunya adalah beralih dari kendaraan berbasis fosil menjadi berbasis listrik yang efisien dan ramah lingkungan.

Berita Lainnya:
Mudik Gratis BUMN Siap Pulang Kampungkan 80.215 Orang


“PLN tentu tidak bisa sendiri dalam upaya pengurangan emisi karbon. Bahkan dalam mendorong peningkatan penggunaan kendaraan listrik perlu adanya gotong royong, sinergi dan juga kolaborasi semua pihak,” ujar Darmawan.


PLN berkomitmen untuk membangun ekosistem kendaraan listrik yang bisa dinikmati seluruh elemen masyarakat. Dalam program transisi energi ini PLN memastikan cadangan daya yang dimiliki saat ini mampu untuk memenuhi kebutuhan tersebut. PLN juga telah membangun 139 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang tersebar di seluruh Indonesia.


“PLN juga terus melakukan transformasi dari sisi kemudahan pelanggan dalam mengakses kendaraan listrik melalui SuperApps PLN Mobile. Kami juga akan terus meningkatkan keandalan listrik dan penguatan infrastruktur kendaraan listrik,” tutur Darmawan.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi