Sabtu, 18/05/2024 - 20:33 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Paus Beluga Kelaparan Akibat Tersesat di Sungai Seine Prancis

Paus Beluga ini pertama kali terlihat di sungai awal pekan ini.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

 SAINT-PIERRE-LA-GARENNE — Para pemerhati lingkungan Prancis berharap dapat memberi makan ikan herring kepada paus Beluga yang sangat kurus yang telah menyimpang jauh dari habitat Arktiknya ke Sungai Seine Prancis. Mereka takut mamalia putih itu perlahan-lahan kelaparan di jalur air yang mengalir melalui Paris dan sekitarnya.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan


“Kami berpacu dengan waktu, jelas. Ini benar-benar sangat tipis. Tulangnya menonjol. Saya tidak tahu apakah ini sudah terlambat,” kata presiden kelompok konservasi laut Sea Shepherd France Lamya Essemlali pada Jumat (5/8/2022).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS


Konservasionis berharap untuk menyelamatkan paus itu dari nasib paus lain, Orca, yang tersesat dan kemudian mati di Seine pada Mei. Paus Beluga ini pertama kali terlihat di sungai awal pekan ini.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah


Rekaman drone yang kemudian diambil oleh dinas pemadam kebakaran Prancis menunjukkan paus itu berkelok-kelok dengan lembut di hamparan perairan hijau muda sungai antara Paris dan kota Rouen di Normandia, puluhan kilometer dari laut “Ini adalah hewan yang cukup mengesankan, yang berwarna putih (dan) yang tampak tenang. Tampaknya tidak stres, muncul secara teratur,” petugas pemadam kebakaran Patrick Herot dari wilayah Eure Normandia.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Taiwan Deteksi 23 Jet Tempur dan Lima Kapal China Dekati Wilayahnya


Tapi Sea Shepherd France mengatakan, paus itu tampak dalam kondisi yang buruk ketika terlihat pada Jumat. Kelompok itu mengerahkan perahu di sungai bersama dengan drone untuk mencoba memantaunya.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


Essemlali menyatakan, Sea Shepherd France berharap dapat membantu paus itu mempertahankan kekuatannya dengan memberinya makan ikan haring. “Kami sangat khawatir. Yang mendesak adalah memberinya makan,” ujarnya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Di perairan laut, Beluga memakan berbagai jenis ikan serta gurita, cumi-cumi, kepiting, udang, dan hewan lainnya. Namun sungai air tawar tidak dapat menopang kebutuhan makanannya. “Dia tidak bisa makan sendiri di Seine,” kata Essemlali.

ADVERTISEMENTS


Alih-alih mencoba membujuk paus yang lemah kembali ke sungai menuju laut, Sea Shepherd France mendorongnya untuk ditangkap, sehingga kemudian dapat dipulangkan dengan pesawat ke perairan Arktik yang kemungkinan menjadi tempat asalnya. Essemlali mengatakan, tes DNA dapat menentukan apakah itu berasal dari perairan sekitar Norwegia, Kanada, atau Rusia.

ADVERTISEMENTS


“Secara logistik sulit tetapi bisa dilakukan. Ini akan menjadi masalah kemauan. Itu hanya akan mungkin jika kita bisa memberinya makan,” ujar  Essemlali.

Berita Lainnya:
Rusia Hancurkan 17 Drone yang Diluncurkan dari Ukraina


Pihak berwenang untuk wilayah Eure mengatakan, paus itu diyakini berkeliaran di sungai sepanjang 40 kilometer. Mereka juga mengatakan, mamalia itu tampak sangat kurus dan berenang menjauh dari perahu dengan harapan dapat membimbingnya ke arah muara sungai yang lebar, antara pelabuhan laut Le Havre dan Honfleur.


Menurut National Ocean Service pemerintah Amerika Serikat, Beluga dianggap sebagai spesies yang terancam punah dan sering ditemukan di perairan dangkal pesisir Kutub Utara. Mamalia panjang sekitar empat meter ini membuat serangkaian bunyi klik, siulan, pekik, kicau, dan embikan di bawah air sehingga dikenal sebagai “burung kenari laut.” 


sumber : AP

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi