Sabtu, 04/05/2024 - 04:59 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

AMERIKAINTERNASIONAL

Siapa Salman Rushdie, Penulis Ayat-Ayat Setan yang Ditikam?

ADVERTISEMENTS

Novel Ayat-Ayat Setan telah menjadi bahan kontroversi dan memakan korban

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

JAKARTA — Penulis Salman Rushdie diserang di atas panggung di negara bagian New York pada Jumat (12/8/2022) menjelang kuliah yang akan dia sampaikan. Rushdie (75 tahun) ditikam di leher dan perut sehingga langsung dilarikan ke rumah sakit.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Rushdie adalah pengarang beberapa novel yang mendapat pengakuan luas, termasuk Midnight’s Children, yang memenangkan Booker Prize pada tahun 1981. Ia merupakan seorang kritikus agama yang membangkang. Ia juga kerap mengkritik para pemimpin yang menggunakan agama untuk keuntungan politik.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Bukunya, “The Satanic Verses,” (Ayat-Ayat Setan) pada 1988 menjadi bahan kontroversi. Novel itu dianggap menurut beberapa Muslim berisi bagian-bagian penghujatan, termasuk penghinaan terhadap Nabi Muhammad Saw.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Gedung Putih Bantah Terima Peringatan Dini Serangan Iran ke Israel

Di seluruh dunia Muslim, protes yang sering disertai kekerasan meletus terhadap Rushdie, yang lahir di India dari keluarga Muslim. Sedikitnya 45 orang tewas dalam kerusuhan terkait buku tersebut, termasuk 12 orang di kota kelahiran Rushdie, Mumbai. Pada 1991, seorang penerjemah Jepang dari buku itu ditikam sampai mati dan seorang penerjemah Italia selamat dari serangan pisau. Pada 1993, penerbit buku Norwegia ditembak tiga kali dan selamat.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Rushdie menghabiskan bertahun-tahun bersembunyi setelah pemimpin Ayatollah Agung Ruhollah Khomeini dari Iran menerbitkan sebuah fatwa yang menyerukan umat Islam untuk membunuh Rushdie pada 1989. Ayatollah Ali Khamenei, penerus Khomeini, yang cuitannya kemudian dihapus pada 2019 mengatakan bahwa fatwa itu tetap berlaku.​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Dua Helikopter Angkatan Laut Jepang Jatuh di Lautan

Dalam sebuah memoar tentang masanya bersembunyi, Rushdie mengungkapkan ketidaknyamanannya pada tingkat keamanan yang tinggi di bandara AS di New Jersey dan Denver ketika dia tiba untuk menjadi pembicara. Tetapi dalam beberapa tahun terakhir, dia hidup lebih bebas dan bersikeras bahwa dia tidak boleh terus-menerus diawasi dan dilindungi oleh penjaga keamanan hingga insiden penikaman terjadi.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh


sumber : Reuters

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi