Padahal prinsip otonomi itu bermakna bahwa masyarakat diberikan kesempatan untuk ikut serta mengetahui pengaturan tata ruang, sehingga masyarakat mampu memanfaatkan ruang secara tertib sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Dengan kata lain, pengaturan tata ruang yang berasas dari bawah (buttom-up approach).
“Kajian Prof Syarifuddin sangat penting untuk ditindaklanjuti, agar terwujudnya tata ruang yang berkeadilan serta mampu mendorong pertumbuhan ekonomi pada suatu daerah,” ungkapnya.
Kemudian, Prof. Dr. Dra. Hanifah Yusuf, Apt., M. Kes melakukan riset bagaimana memanfaatkan senyawa eurikumanon dari akar tongkat ali, sebagai sumber bahan baku obat anti kanker. Hasil kajian Prof Hanifah ini membuktikan, bahwa senyawa eurikomanon ini mampu bekerja selektif terhadap sel kanker payudara dan sel kanker leher rahim.
Oleh karena itu, kajian Prof. Hanifah Yusuf ini sangat potensial untuk terus dikembangkan. Karena ketersedian bahan baku obat menjadi penting ketika senyawa aktif yang diidentifikasi memiliki potensi aktivitas farmakologi yang menjanjikan.
“Selain itu, kemandirian di bidang obat ini harus terus diupayakan agar bangsa Indonesia tidak lagi tergantung pada suplai bahan baku obat import,” kata Marwan.[]