Jumat, 03/05/2024 - 14:03 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Mengapa Penyintas Covid-19 Sulit Konsentrasi, tak BIsa Mengingat Sebaik Dulu?

ADVERTISEMENTS

Penderita Covid-19 yang bergejala berat cenderung lebih banyak mengalami brain fog.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

JAKARTA — Sebagian penyintas Covid-19 mungkin merasa bahwa mereka tak lagi bisa berkonsentrasi atau mengingat sebaik dahulu. Keluhan-keluhan ini sebenarnya muncul karena mereka mengalami brain fog atau kabut otak akibat paparan Covid-19.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Salah satu penyintas Covid-19 dengan nama samaran Joan juga mengalami hal ini. Sejak sembuh dari Covid-19 sekitar sebulan lalu, Joan mulai mengalami brain fog.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Beberapa waktu lalu, saya sedang bicara dengan seseorang sambil menikmati kopi. Saya ingat saya memandang wajahnya dan mendengarkan suaranya. Tapi otak saya tak bisa memahami apa yang dia katakan,” kata Joan, seperti dilansir CNA Lifestyle, Jumat (26/8/2022).

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Tak jarang, Joan juga kesulitan menemukan kata-kata yang tepat untuk menggambarkan sesuatu. Selain itu, Joan kerap melupakan sesuatu yang penting.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Sebagai contoh, Joan biasanya bertugas menjemput anaknya di tempat penitipan anak sepulang bekerja. Namun, pada suatu hari, tugas tersebut diambil alih oleh sang suami karena Joan memiliki banyak pekerjaan yang harus diselesaikan.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Penderita Covid-19 Terlama di Dunia Wafat Setelah 613 Hari Sakit, Kena Varian Super-Mutant

Di hari itu pula, Joan lupa bahwa suaminya yang akan menjemput anak mereka dari tempat penitipan. Selama di kantor, Joan merasa resah dan berupaya secepatnya untuk bisa segera menjemput sang anak di sekolah.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

“Ketika saya sampai di sekolah, saya sedikit mengalami serangan panik karena saya tak bisa menemukan anak saya,” kata Joan.

Usai terkena Covid-19, Joan juga sering merasa lesu seperti habis meminum obat batuk yang menyebabkan kantuk, namun tidak bisa tidur. Dia pun tak lagi mampu untuk berpikir dengan cepat.

“Saya membutuhkan waktu lebih lama untuk membuat keputusan, bahkan untuk sekadar menentukan menu makan malam,” tukas Joan.

Pemicu brain fog

Brain fog sebenarnya merupakan istilah awam untuk menggambarkan sebuah kondisi di mana seseorang tak bisa berpikir cepat atau mengalami gangguan daya ingat, konsentrasi, serta kejernihan mental. Fenomena brain fog juga tak hanya berkaitan dengan Covid-19 saja. Ada beragam kondisi lain yang juga dapat memicu brain fog.

“Contohnya, kehamilan, menopause, cedera kepala ringan, serta pemulihan dari infeksi lain, brain fog juga diketahui menjadi efek samping dari beberapa pengobatan, misalnya sebagian kemoterapi,” kata associate professor Kevin Tan selaku konsultan senior dari departemen neurologi di National Neuroscience Institute, Singapura.

Berita Lainnya:
Apa Itu Fenomena Heat Stroke, Cuaca Panas Ekstrem yang Sebabkan Kematian di Thailand?

Terkait Covid-19, belum diketahui secara jelas bagaimana virus SARS-CoV-2 bisa mempengaruhi kemampuan kognitif seseorang. Namun, beberapa studi awal menunjukkan bahwa ada penyusutan otak yang terjadi setelah seseorang terkena Covid-19.

“Tapi temuan ini perlu direplikasi dalam skala yang lebih luas lagi dan perlu dikaitkan dengan temuan-temuan lain mengenai bagaimana virus tersebut mempengaruhi otak,” jelas Tan.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi