Kepulauan Solomon Larang Kapal Angkatan Laut AS Bersandar di Pelabuhan

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Kepulauan Solomon dan AS memiliki ketegangan hubungan

ADVETISEMENTS

WASHINGTON — Pemerintah Kepulauan Solomon menetapkan moratorium terhadap kapal angkatan laut Amerika Serikat (AS) yang memasuki pelabuhannya. Kepulauan Solomon dan AS memiliki ketegangan hubungan, sejak Kepulauan Solomon mencapai pakta keamanan dengan China pada Mei lalu.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

“Pada 29 Agustus, Amerika Serikat menerima pemberitahuan resmi dari Pemerintah Kepulauan Solomon mengenai moratorium semua kunjungan angkatan laut, menunggu pembaruan dalam prosedur protokol,” kata pernyataan Kedutaan AS di Canberra, Selasa (30/8/2022).

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS

Seorang juru bicara Perdana Menteri Kepulauan Solomon Manasseh Sogavare sebelumnya membantah  laporan moratorium tersebut. Juru bicara itu mengatakan kepada Reuters bahwa, Sogavare akan menyampaikan pidato pada Selasa sore. Sogavare dijadwalkan menyampaikan pidato untuk menyambut kapal rumah sakit angkatan laut AS, Mercy, yang tiba di Honiara pada Senin (29/8/2022) lalu. Kapal tersebut akan menjalankan misi selama dua minggu.

ADVERTISEMENTS

Kedutaan AS mengatakan, Kapal Mercy telah tiba sebelum moratorium.

ADVERTISEMENTS

“Kapal Angkatan Laut AS Mercy menerima izin diplomatik sebelum moratorium diterapkan. Kami akan terus memantau situasi dengan cermat,” kata kedutaan.

Pekan lalu, sebuah kapal Penjaga Pantai AS tidak dapat memasuki Kepulauan Solomon untuk kunjungan rutin ke pelabuhan. Karena pemerintah tidak menanggapi permintaan untuk mengisi bahan bakar. Kapal Oliver Henry, sedang melakukan patroli penangkapan ikan ilegal di Pasifik Selatan untuk sebuah badan perikanan regional. Seorang petugas pers Penjaga Pantai AS mengatakan kepada Reuters dalam sebuah pernyataan melalui email pada Jumat (26/8/2022), kapal itu gagal mendapatkan akses untuk mengisi bahan bakar di Ibu Kota Honiara, Kepulauan Solomon.


sumber : Reuters

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version