Rabu, 01/05/2024 - 00:26 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

INTERNASIONALTIMUR TENGAH

Di Gaza, Perjalanan Mencari Makan adalah Misi Kematian

ADVERTISEMENTS

GAZA — Omar Deeb hampir terhantam tembakan tank Israel saat mencari makanan di Gaza. Ia melihat orang-orang di sekitar tewas ketika ia kembali keluar untuk mencari makanan bagi keluarganya.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Namun seperti banyak orang di Gaza ia dapat segera menghadapi kelaparan bila ia tidak melakukan perjalanan dalam apa yang ia sebut “misi kematian”. Ommar mempertaruhkan nyawanya demi memberi makan enam anaknya yang kini tinggal di tempat penampung di dalam sebuah sekolah. “Bila saya pergi, kami makan. Bila saya tidak pergi, kami tidak makan,” kata Deeb yang tinggal di Kota Gaza, Selasa (2/4/2024).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Pihak berwenang kesehatan Gaza mengatakan, mengamankan bantuan menjadi persoalan hidup dan aman di Gaza yang dibombardir Israel selama enam bulan terakhir. Serangan Israel sudah menewaskan lebih dari 32 ribu orang Palestina dan melukai lebih dari 75 ribu lainnya.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

PBB memperingatkan kelaparan dapat segera terjadi di Gaza. Badan dunia itu juga mengeluhkan sulitnya mengirimkan bantuan dan mendistribusikan ke seluruh Gaza karena pembatasan yang diberlakukan Israel. Amerika Serikat (AS) juga memperkirakan kelaparan dapat segera terjadi.

ADVERTISEMENTS

Deeb belum sepenuhnya pulih dari luka akibat serpihan gedung yang meledak menghantamnya ketika ia mencoba mengambil tepung dari truk bantuan yang masuk ke Gaza utara. Ia juga hampir dua kali tewas, pertama pada 29 Februari lalu ketika kementerian kesehatan Gaza mengatakan lebih dari 100 orang yang mencoba mengambil bantuan dibunuh Israel.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Bantuan Kemanusiaan untuk Palestina Tiba di Mesir

Israel berdalih dengan mengatakan orang-orang itu tewas terlindas truk yang membawa bantuan. Deeb mengatakan peristiwa kedua ia hampir tewas terjadi pada 23 Maret lalu ketika Israel melepaskan tembakan ke titik jatuhnya bantuan yang dikirim lewat udara di bundaran Kuwait.

Ia mengatakan, beberapa orang di sekitarnya tewas, sebagian besar anggota badan yang terdiri dari klan keluarga tradisional dan faksi untuk mengamankan bantuan yang dikenal sebagai Popular Committees. “Setiap kali (saya pergi) rasanya seperti terakhir kali saya pergi,” kata Deeb.

“Karena itu saya menyampaikan salam perpisahan pada istri dan anak-anak saya. Saya meminta maaf pada istri saya, pada anak-anak saya,” kata Deeb. Putranya yang berusia lima tahun tewas dalam serangan udara yang mengenai rumahnya pada bulan Desember lalu.

Militer Israel tidak menanggapi permintaan komentar tentang membahayakan pencari bantuan. Pada 23 Maret lalu militer Israel mengatakan pasukannya tidak melepas tembakan ke orang-orang di bundaran Kuwait.

Pejabat Israel mengklaim mereka meningkatkan akses bantuan ke Gaza. Israel juga menolak bertanggung jawab atas keterlambatan pengiriman bantuan dan menjatuhkan tanggung jawab bantuan di dalam Gaza pada PBB dan lembaga kemanusiaan. Israel juga menuduh Hamas mencuri bantuan, tuduhan yang dibantah keras Hamas.

Berita Lainnya:
Kekalahan Ukraina Bisa Bermakna Kekalahan Barat

Warga dari Australia, Inggris dan Polandia juga tewas dalam serangan Israel. Mereka termasuk tujuh orang yang bekerja untuk lembaga chef terkenal Jose Andres, World Central Kitchen, yang tewas dalam serangan udara Israel di Gaza tengah. “Terakhir kali saya makan daging, daging ayam, satu pekan sebelum perang,” kata Deeb.

Putus asa dan kelaparan, ribuan orang seperti Deeb berjalan menuju titik jatuhnya bantuan yang dikirimkan lewat udara di malam hari. Mereka mencoba mendapatkan tepung atau makanan kaleng.

Mereka mengetahui kapan jatuhnya bantuan dari supir truk bantuan yang menelepon kerabat mereka yang kemudian menyebarkan lewat mulut ke mulut. “Ketika truk bantuan tiba di Deir Al-Balah di Gaza tengah, kerabat tetangga saya (supir truk bantuan) meneleponnya, dan kami berangkat, kapan pun itu waktunya,” kata Deeb.

Ketika Deeb dan warga lain berdesak-desakan menunggu bantuan, anggota Popular Committess seperti Abu Mahmoud, menggunakan tongkat mereka agar massa tetap tertib. Beberapa anggota kelompok itu yang sebagian besar dari Hamas juga membawa senjata api.

Pasukan Israel berjanji menumpas Hamas sehingga menjadi sangat beresiko bagi siapa pun yang memiliki hubungan dengan kelompok itu untuk melindung bantuan untuk warga sipil. Sehingga pekerjaan itu ditanggung Popular Committess. Gaza memiliki beberapa klan keluarga besar, sebagian di antaranya diyakini memiliki persenjataan berat.

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi