Jumat, 26/04/2024 - 20:26 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Sekjen PBB Desak Negara Maju Tarik Pajak Keuntungan Produsen Minyak

ADVERTISEMENTS

Pajak itu dapat digunakan untuk membantu negara yang rugi karena krisis iklim.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 NEW YORK — Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendesak negara kaya untuk menarik pajak keuntungan tak terduga perusahaan-perusahaan bahan bakar fosil. Kemudian menggunakan untuk membantu negara-negara yang dirugikan krisis iklim dan masyarakat yang kesulitan karena kenaikan harga pangan dan energi.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Dalam pidatonya di depan 193 negara anggota Majelis Umum PBB, Guterres meningkatkan serangannya pada perusahaan minyak dan gas. Profit perusahaan-perusahaan itu meledak hingga puluhan miliar dolar.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Pakistan Akui Batasi Akses Media Sosial X 


“Industri bahan bakar fosil memanen ratusan miliar dolar dalam subsidi dan keuntungan tak terduga sementara anggaran rumah tangga menyusut dan planet kita terbakar,” kata, Selasa (20/9/2022).

ADVERTISEMENTS


Selain menekan negara-negara maju untuk mengenakan pajak pada keuntungan tak terduga industri bahan bakar fosil. Ia juga menggunakan pidatonya untuk menjelaskan kemana seharusnya uang itu digunakan.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


“Dana itu seharusnya dialihkan dengan dua cara: ke negara-negara yang mengalami kerusakan dan kerugian akibat krisi iklim; dan pada masyarakat yang kesulitan oleh kenaikan harga pangan dan energi,” katanya di Majelis Umum.

Berita Lainnya:
Mantan Presiden Taiwan Berkunjung ke Beijing


Inggris sudah meloloskan pajak keuntungan tak terduga produsen gas dan minyak di Laut Utara sebesar 25 persen. Anggota parlemen Amerika Serikat (AS) juga membahas gagasan yang sama walaupun mengalami perdebatan panjang di Kongres.


“Pencemar udara harus membayar,” kata Guterres.


Ia mengatakan menjelang Konferensi Iklim PBB COP 27 di Mesir, Guterres mengingatkan kembali para pemimpin dunia untuk mematuhi Perjanjian Paris. “Tingkatkan ambisi iklim kalian, dengarkan rakyat kalian yang meminta perubahan, berinvestasi pada solusi yang mengarah pada pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,” katanya. 

sumber : Reuters

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi