Selasa, 07/05/2024 - 12:09 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

BISNISEKONOMI

Sandiaga: Bali Harus Jadi Pusat Pengembangan Pengelolaan Desa Wisata

ADVERTISEMENTS

Hal ini tidak lepas dari keunggulan daya tarik pariwisata dan ekonomi kreatif Bali

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

JAKARTA–Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan Bali sebagai salah satu destinasi unggulan tanah air diupayakan menjadi pusat pengembangan pendidikan atau center of excellence pariwisata bagi daerah lain termasuk dalam pengembangan desa wisata berkualitas dan berkelanjutan yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


Sandiaga mengatakan, hal ini tidak lepas dari keunggulan serta daya tarik pariwisata dan ekonomi kreatif yang dimiliki Bali. “Bali harus dapat berkembang lebih jauh. Tidak hanya sebagai destinasi, namun juga sebagai center of excellent dalam kaitannya dengan pengembangan pariwisata,” katanya dalam keterangan resmi, diterima Sabtu (24/9/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Ia menuturkan, Bali selama ini telah dikenal dalam penerapan konsep kosmologi Tri Hita Karana yang merupakan falsafah hidup tangguh dengan konsep yang dapat melestarikan keanekaragaman budaya dan lingkungan di tengah hantaman globalisasi dan homogenisasi.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Perajin: Pasar Domestik Angkat Prospek Kerajinan Bambu Gianyar


Di mana dalam konsep tersebut ditekankan hubungan antara sesama manusia, alam, dan hubungan dengan Tuhan yang saling terkait satu sama lain. “Konsep gotong royong dan kelestarian lingkungan atau _sustainable_ ini harus terus kita jaga dan bangun. Terutama di Bali dengan Tri Hita Karana di mana konsep ini erat kaitannya untuk membangun sosial ekonomi,” katanya.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


Pandemi Covid-19 pun telah membuat dunia berada dalam situasi VUCA yang menggambarkan volatility, uncertainty, complexity, dan ambiguity. Belajar dari pandemi Covid-19, ketidakpastian pada sektor pariwisata mendorong sektor pariwisata dan ekonomi kreatif untuk menggeser paradigma pengembangan ke arah keberlanjutan dari segala aspek.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


Fokus empat pilar yang dikembangkan Kemenparekraf/Baparekraf dalam mewujudkan keberlanjutan diantaranya pengelolaan berkelanjutan (bisnis pariwisata), ekonomi berkelanjutan (sosio-ekonomi) jangka panjang, keberlanjutan budaya (sustainable culture) yang harus selalu dikembangkan dan dijaga, serta aspek lingkungan (environment sustainability).

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh


Desa wisata, dikatakan Sandiaga, memiliki kekuatan besar dalam mewujudkan empat pilar pengelolaan berkelanjutan tersebut. Desa wisata terbukti menjadi salah satu pilar penopang ekonomi masyarakat. Di tengah pandemi, tingkat kunjungan ke desa wisata justru meningkat 300 persen. Hal ini tidak lepas dari daya tarik pariwisata berkualitas dan berkelanjutan dari desa wisata.

Berita Lainnya:
PLN Dukung Pelayanan Angkot Listrik di Bogor


“Kita mengalami turbulence time yang cukup tinggi. Saat ini kita dihadapkan dengan inflasi dan tahun depan ancaman resesi. Teman-teman desa wisata harus fokus pada pengembangan masyarakat karena dengan itu kita bisa melewati itu semua,” kata Sandiaga.


Kemenparekraf terus mendorong pengembangan desa wisata di mana masyarakat didorong untuk menjadi pelaku utama kegiatan kepariwisataan dengan program-program yang melibatkan generasi muda, merangkul skema dukungan Kementerian/Lembaga atau bahkan organisasi di luar pemerintah, hingga program pendampingan bersama local champion desa yang turut menggerakkan dan membangun sumber daya alam, budaya, dan seluruh anggota masyarakat desa wisata.


 


 


 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi