Kisah Kekhusyukan Sholat Sang Ulama yang tak Terganggu Kehadiran Harimau

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Sholat khusyuk akan memberikan dampak bagi yang melaksanakannya

ADVERTISEMENTS

JAKARTA- Kisah kekhusyukan sholat para ulama dan orang-orang saleh pada masa lalu, banyak diabadikan dalam sejarah. 

ADVERTISEMENTS


Bahkan serangan anak panah dan bahaya lainnya tak membuat mereka berpaling dari kekhusyukan sholat.


Shilah bin Asyam al-Adawi misalnya. Ia merupakan salah seorang fakih dari generasi tabiin. Ia dikenang sebagai seorang yang alim, tawaduk, serta ahli ibadah dan zuhud. Ada cerita tentangnya yang cukup menarik.


Seperti dinukil dari At-Tarikh al- Kabir, pada suatu ketika pertempuran terjadi di dekat area Sungai Induskini Afghanistan. Kaum Muslimin berhadapan dengan musuh.

ADVERTISEMENTS


Komandannya adalah Ja’far bin Zaid. Dari penuturan bawahannya, ia mengetahui bahwa Shilah bin Asyam ikut serta dalam jihad ini. Hatinya gembira begitu mendapatkan kabar tersebut.

ADVERTISEMENTS


Kemudian malam tiba. Para mujahid mendirikan tenda-tenda sebagai tempat beristirahat. Sebagian yang lain menyiapkan makanan di dapur darurat. Seusai makan malam, mereka mendirikan sholat Isya.


Di antara jamaah, terdapat Shilah bin Asyam. Seseorang kemudian menyampaikan kepada Ja’far tentang tabiin itu. Memang, selama ini sang fakih dikenal akan ibadahnya yang kuat.

ADVERTISEMENTS


Ja’far pun pergi untuk mengamati langsung bagaimana Shilah bin Asyam beribadah pada malam di tengah suasana perang. 

ADVERTISEMENTS


Setibanya di tujuan, ia diam-diam menyaksikan seluruh jamaah telah menyelesaikan sholat. Mereka kembali ke tenda masing-ma sing.


Ternyata Shilah juga masuk ke dalam tendanya. Seperti para prajurit Muslim lainnya, sang tabiin pun tertidur. 


Melihat itu, Ja’far sempat berpikir, benarkah kebenaran informasi ihwal kekhusyukan sang alim dalam beribadah? Janganjangan, kabar itu hanyalah rumor?


Karena masih penasaran, Ja’far pun tetap berada di tempatnya. Tidak lama kemudian, ia melihat Shilah keluar dari tenda, sedangkan para prajurit nyenyak tertidur.


Baca juga: Mualaf Sujiman, Pembenci Adzan dan Muslim yang Diperlihatkan Alam Kematian 


Shilah tampak menyiapkan diri dan lalu berwudhu. Kemudian, ulama tersebut memacu kudanya ke arah hutan yang lebat. Dengan tetap menjaga jarak, Ja’far mengikutinya dari belakang. 


Di suatu tempat yang kosong, Shilah berhenti. Setelah turun dari kudanya, alim tersebut mencari arah kiblat. Kemudian, ia bertakbir untuk memulai sholat. Dari balik batu besar, Ja’far masih saja mengamati orang saleh itu dengan rasa kagum. 


“Aku melihatnya dari kejauhan. Ia berwajah syahdu, berserah diri kepada Allah SWT. Seluruh anggota badan serta jiwanya tampak tenang. Seakan-akan, al-Adawi menemukan seorang sahabat dalam kesepian, menemukan cahaya dalam kegelapan,” ujar Ja’far seperti dikutip dalam At-Tarikh al-Kabir. 


 

sumber : Harian Republika

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version