Kamis, 02/05/2024 - 06:40 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

BOLABOLA NASIONAL

Kemenpora Diminta Kawal Rekomendasi TGIPF, Jangan Sampai 135 Korban Jiwa Sia-Sia

ADVERTISEMENTS

Korban meninggal dalam tragedi kemanusiaan di Stadion Kanjuruhan menjadi 135 orang.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

JAKARTA – Korban meninggal dalam tragedi kemanusiaan di Stadion Kanjuruhan kembali bertambah menjadi 135 orang. Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) pun diminta secara sungguh-sungguh mengawal implementasi butir-butir rekomendasi dari Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan yang dibentuk oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


“Butir-butir rekomendasi TGIPF tidak boleh sekadar lips service dari pemerintah dalam merespons Tragedi Kanjuruhan. Kemenpora harus benar-benar mengawal implementasi rekomendasi TGIPF agar tercipta ekosistem pengelolaan sepak bola Indonesia yang lebih baik, sehingga jatuhnya 135 korban jiwa tidak sia-sia,” ujar Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda, dalam keterangannya, Selasa (25/10/2022). 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Huda mengatakan, rekomendasi TGIPF tidak akan banyak berarti jika tidak ditindaklanjuti oleh kementerian/lembaga terkait. Menurutnya, TGIPF hanya sekadar lembaga ad hoc yang bertugas dalam kurun waktu dan momentum tertentu saja. 

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Xavi Sebut Kerja Keras Barcelona Sepanjang Musim Berakhir Rusak karena Ulah Wasit


“Saat ini TGIPF telah menyelesaikan tugasnya dalam menyelidiki pemicu Tragedi Kanjuruhan dan merekomendasikan langkah-langkah perbaikan. Maka di sini perlu kementerian/lembaga eksisting dalam hal ini Kemenpora untuk memastikan rekomendasi TGIPF terimplentasi di lapangan,” katanya. 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Dia menilai, upaya pengawalan Kemenpora ini penting karena muncul resistensi beberapa kalangan terhadap butir-butir rekomendasi TGIPF. Bahkan, pengurus federasi sepak bola Indonesia atau PSSI beranggapan jika rekomendasi TGIPF hanya sekadar masukan yang sifatnya opsional. 


“Padahal rekomendasi TGIPF ini bertujuan agar tercipta sistem pengeloaan sepak bola yang lebih baik sehingga tragedi seperti di Kanjuruhan tidak lagi terulang di masa depan,” katanya. 


Huda mengungkapkan, rekomendasi TGIPF dalam memperbaiki pengelolaan sepak bola Indonesia cukup komprehensif. Dalam butir-butir rekomendasi di antaranya disebutkan jika perlu ada perbaikan statuta PSSI agar tidak terjadi conflict of interest, perlunya kepastian SOP keamanan pertandingan, perlunya pengurus yang profesional, hingga keterbukaan sumber pembiayaan federasi. 

Berita Lainnya:
Ini Jadwal dan Prediksi Starting XI Derbi Merseyside, Everton vs Liverpool di Pentas Liga


“Jika rekomendasi TGIPF ini dijalankan kami yakin ada perbaikan dari hulu hilir pengelolaan sepak bola di Tanah Air,” katanya. 


Politikus PKB ini menegaskan, Tragedi Kanjuruhan tidak boleh berlalu begitu saja tanpa ada perbaikan mendasar dalam pengelolaan sepak bola di Indonesia. Jangan sampai muncul berbagai skenario yang mengatasnamakan kepentingan pemilik klub, kepentingan pemain, kepentingan suporter untuk kembali memutar liga sepak bola untuk kembali berjalan. 


“Kami sangat berharap stake holder sepak bola di Tanah Air menjadikan Tragedi Kanjuruhan sebagai momentum perbaikan sepak bola secara mendasar. Jangan sampai nanti ter-distruct dengan ajakan-ajakan memutar kembali liga dengan alasan klub sudah keluar biaya besar untuk operasional, pemain yang tidak gajian, atau suporter yang rindu ke stadion, lalu seolah sepak bola di Indonesia baik-baik saja dan bisnis berjalan seperti biasa,” ujar Huda.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi