Sabtu, 27/04/2024 - 04:47 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Pengamat: Pasangan Capres-Cawapres Nasional-Religius Tetap Berpeluang di 2024

ADVERTISEMENTS

Sekarang ini, ideologi parpol sudah jauh bergeser ke pragmatis elektoral.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 MAKASSAR – Pengamat politik dari lembaga Komite Pemantau Legislatif (Kopel) Indonesia Syamsuddin Alimsyah mengatakan, secara simbolik formalistik sesungguhnya sosok pasangan calon presiden dan wakilnya dari kalangan nasionalis dan religius masih memiliki peluang besar pada Pemilihan Presiden 2024. Hal itu setidaknya tercermin dari institusi parpol yang ada.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


“Setidaknya tercermin dari institusi parpol yang ada sekarang bisa kita petakan pada dua kelompok yakni partai nasionalis dan religius yang membawa simbol keagamaan,” kata dia, saat dikonfirmasi di Makassar, Rabu (26/10/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Di Balik Masifnya Adopsi Bahasa Slang para Gen Z


Hanya saja, lanjut dia, dalam praktik, perjuangan politiknya sudah mencair dan hampir sama, tanpa memperlihatkan identitas yang kuat. Sekarang ini, ideologi parpol dianggap sudah jauh bergeser ke pragmatis elektoral.

ADVERTISEMENTS


Sementara di sisi lain, cukup disayangkan karena peminat capres dari parpol yang garis ideologi perjuangannya oleh publik diragukan. Hal lain yang juga perlu dicermati, kata Syamsuddin, materi kampanye sekarang yang begitu mudah mendikotomikan seseorang dalam kelompok politik identitas dan pluralis.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Dalam hal ini, seolah-olah kaum religius akan ditarik masuk ramah politik identitas dan nasionalis adalah pluralis. Kondisi ini sesungguhnya adalah cara berpikir yang berbahaya dan bisa menyesatkan masyarakat.

Berita Lainnya:
Pernyataan Megawati soal Hak Angket yang Ditunggu-tunggu Akhirnya Keluar


“Seolah-olah orang religius itu tidak toleran. Padahal, sejatinya seseorang semakin religius, maka semakin toleran,” kata dia.


Fenomena lainnya, lanjur dia, para elite secara sadar sengaja memelihara isu nasionalis religius saat Pemilu, semata-mata untuk elektoral. Padahal, rekrutmen kandidat capres oleh partai harus dipertanggungjawabkan kepada publik, karena standar integritas nya, kapasitasnya dan bukan karena ada jaminan sokongan pemodal.

sumber : Antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi