Minggu, 26/05/2024 - 00:58 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

Presiden Filipina bakal Jadi Kepala Negara Pertama yang Kunjungi China pada 2023

Presiden Marcos dijadwalkan berada di China pada tanggal 3-5 Januari 2023.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

 BEIJING — Presiden Filipina Ferdinand Romualdez Marcos Jr bakal menjadi kepala negara pertama yang melakukan kunjungan kenegaraan ke China pada 2023. Putra mantan diktator Filipina Ferdinand Marcos tersebut dijadwalkan berada di China pada tanggal 3-5 Januari 2023.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Hua Chunying dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Beijing, mengatakan kunjungan Marcos tersebut atas undangan Presiden China Xi Jinping. “Presiden Marcos akan menjadi kepala negara pertama yang diundang oleh China pada 2023,” kata jubir MFA lainnya Wang Wenbin, Ahad (1/1/2023).

Berita Lainnya:
Rusia dan China Desak AS Dahulukan Stabilitas Regional

Bagi Marcos, hal itu juga merupakan kunjungan pertamanya ke China dan kunjungan pertamanya ke luar kawasan Asia Tenggara sejak dilantik menjadi Presiden Filipina pada 30 Juni 2022.

“Hal ini menunjukkan betapa pentingnya China dan Filipina dalam menjalin hubungan bilateral,” kata Wang.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Dalam kunjungannya ke China, Marcos akan melakukan pembicaraan dengan Presiden Xi. Marcos juga dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Li Keqiang dan Ketua Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional China (NPC) Li Zhanshu untuk membahas berbagai kepentingan kedua negara, isu-isu internasional, dan rencana pembangunan bersama China-Filipina pada masa-masa mendatang.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
BREAKING NEWS: Norwegia, Irlandia, dan Spanyol Akui Negara Palestina

“China berharap dapat memperdalam rasa saling percaya, meningkatkan persahabatan, dan meningkatkan kerja sama empat bidang utama, yakni pertanian, infrastruktur, energi, dan budaya,” katanya.

China dan Filipina sama-sama negara yang terlibat sengketa wilayah di perairan Laut China Selatan. China tidak mengakui keputusan Mahkamah Internasional atas gugatan sengketa wilayah tersebut yang diajukan oleh pihak Filipina.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi