Jumat, 17/05/2024 - 16:42 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIPERTANIAN

Pangan dan Pertanian Terancam dalam Jangka Menengah-Panjang

Hampir 10 persen penduduk dunia terdampak kelaparan pada tahun 2021.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

JAKARTA — Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Fadhil Hasan memaparkan berbagai tantangan sektor pangan dan pertanian Indonesia. Baik dalam jangka menengah hingga panjang ke depan.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

“Pertama, pertumbuhan populasi, urbanisasi, dan ketimpangan pertumbuhan penduduk,” katanya dalam diskusi publik bertajuk “Catatan Awal Ekonomi Tahun 2023” secara daring di Jakarta, Kamis (5/1/2023).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS

Dia menjelaskan, Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) melaporkan terdapat 828 juta atau hampir 10 persen penduduk dunia terdampak kelaparan pada tahun 2021. Jumlah itu meningkat dari sebelumnya sebanyak 782 penduduk pada tahun 2021.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Padahal, kata dia, lembaga tersebut memproyeksikan jumlah penduduk dunia akan terus tumbuh mencapai 8,6 miliar pada tahun 2030. Selanjutnya mencapai 9,8 miliar pada 2050, dan mencapai 11,2 miliar pada 2100.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Alfamart Bagikan Dividen Rp 1,19  Triliun di Juni 2024

 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

“Lebih dari dua per tiga penduduk dunia akan tinggal di perkotaan pada 2050, jadi orang- orang yang bergerak di sektor pangan akan semakin menurun,” kata Fadhil.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Tantangan kedua, yaitu peningkatan PDB per kapita yang akan mengubah pola atau komposisi konsumsi pangan penduduk ke depan. Seperti meningkatnya tren konsumsi daging dan susu, sehingga meningkatkan ketidakpastian di sektor pertanian.

ADVERTISEMENTS

Kemudian tantangan ketiga, lanjutnya, adalah kelangkaan Sumber Daya Alam (SDA). Seperti ketersediaan lahan pertanian yang mulai berkurang karena terdegradasi oleh industri maupun lahan hutan.

ADVERTISEMENTS

“Degradasi mempengaruhi kualitas penghidupan masyarakat lokal dan kesehatan ekosistem jangka panjang serta merupakan hambatan untuk mewujudkan ketahanan program,” kata Fadhil.

Tantangan keempat, adalah perubahan iklim yang dapat mempengaruhi pasokan pangan, kualitas pangan, stabilitas ketahanan pangan, hingga sifat gizi pada tanaman pangan. Dia menyebut perubahan iklim akan merugikan negara berpenghasilan rendah dan menengah, seperti Indonesia.

Berita Lainnya:
Pj Gubernur: Tingkatkan Kapasitas Pertanian untuk Tekan Inflasi di Aceh

Ini karena penduduknya bergantung terhadap sektor pertanian dan juga rentan terhadap krisis pangan. Selanjutnya, tantangan kelima adalah bencana alam dan konflik yang bisa mengganggu produksi pertanian serta pendapatan petani dan buruh tani.

Ini dapat berdampak pada penurunan ketersediaan komoditas dan berujung pada inflasi harga pangan. Perubahan iklim juga perlu menjadi perhatian.

“Mengingat, ketergantungan sektor ini pada iklim dan berdampak signifikan bagi tingkat produksi sektor pertanian,” kata FadhilHasan.

Sebagai informasi, inflasi komponen harga bergejolak atau volatile food Indonesia tercatat sebesar 2,24 persen month to month (mtm) pada Desember 2022. Ini didorong oleh komoditas beras dan telur ayam ras. Secara keseluruhan, Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) bulanan tercatat 0,66 persen mtm pada Desember 2022.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi