Jumat, 03/05/2024 - 09:32 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Elon Musk Rasakan Efek Berat Usai Booster Covid-19 Ke-2: Seperti sedang Sekarat

ADVERTISEMENTS

Setelah pemberian booster kedua, Elon Musk mulai merasakan efek samping yang berat.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

JAKARTA — CEO Twitter Elon Musk berpartisipasi dalam sebuah diskusi daring di Twitter mengenai efek samping vaksin Covid-19. Dalam diskusi tersebut, Musk mengungkapkan, dirinya sempat mengalami efek samping yang berat setelah menerima suntikan booster Covid-19 kedua.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Saya merasa seperti saya sedang sekarat selama beberapa hari. Saya harap tak ada kerusakan permanen (yang ditimbulkan), tetapi saya tak tahu,” jelas Musk melalui akun Twitter pribadinya, seperti dilansir Times of India, Senin (23/1/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Kepada akun @peters8620 yang memulai diskusi, Musk bercerita bahwa sepupunya juga mengalami miokarditis serius hingga harus mendapatkan perawatan dari rumah sakit setelah divaksinasi. Padahal, sepupu Musk masih berusia muda dan dalam kondisi kesehatan yang prima.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Musk mengatakan, dia sempat terkena Covid-19 di awal pandemi sebelum vaksin Covid-19 dirilis. Saat itu, Musk mengungkapkan bahwa dia hanya mengalami gejala seperti pilek ringan.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Dokter: Kebiasaan Dengar Musik Pakai Earphone Picu Gangguan Pendengaran

Setelah vaksin dirilis, Musk mendapatkan satu dosis vaksin J&J. Vaksin vektor virus tersebut tak memberikan efek samping yang berat. Pria yang menjabat sebagai CEO SpaceX dan Tesla tersebut hanya merasakan nyeri di lokasi penyuntikan dalam waktu yang singkat.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Selanjutnya, Musk mendapatkan booster pertama dan kedua dari vaksin mRNA. Saat pemberian booster pertama, Musk tak merasakan keluhan berarti. Namun setelah pemberian booster kedua, Musk mulai merasakan efek samping yang berat.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Warganet lain mempertanyakan alasan Musk mendapatkan suntikan booster kedua. Menjawab pertanyaan tersebut, Musk mengatakan hal tersebut bukan dia lakukan atas keinginan sendiri dan dia tak memiliki pilihan lain.

“(Booster kedua) diwajibkan untuk mengunjungi Tesla Giga Berlin. Bukan pilihan saya,” kata Musk.

Kontroversi mengenai efek negatif dari vaksinasi Covid-19 kini marak dibicarakan di banyak negara. Berkaitan dengan hal ini, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengungkapkan bahwa vaksin Covid-19 aman dan efektif.

“Reaksi berat setelah vaksinasi jarang terjadi,” ujar CDC melalui laman resminya.

Berita Lainnya:
Kenaikan Kasus Arbovirus Dinilai Jadi Desakan Pengembangan VaksinBbaru

Salah satu reaksi berat yang jarang terjadi pascavaksinasi Covid-19 adalah miokarditis. Mengacu pada ulasan data keamanan vaksin di VAERS pada Desember 2020-Agustus 2021, ditemukan adanya sedikit peningkatan risiko miokarditis setelah penyuntikan vaksin Covid-19 mRNA.

Dari 350 juta dosis vaksin mRNA yang diberikan selama periode tersebut, peneliti CDC menemukan bahwa tingkat kejadian miokarditis paling tinggi terjadi setelah pemberian dosis kedua vaksin mRNA pada pria di tiga kelompok usia. Berikut ini adalah perbandingan datanya:

1. Usia 12-15 tahun: 70,7 kasus per satu juta dosis vaksin Pfizer-BioNTech

2. Usia 16-17 tahun: 105,9 kasus per satu juta dosis vaksin Pfizer-BioNTech

3. Usia 18-25 tahun: 52,4 kasus per satu juta dosis vaksin Pfizer-BioNTech dan 56,3 kasus per satu juta dosis vaksin Moderna

Setelah melalui beragam studi dan ulasan data, CDC menyatakan bahwa pemberian vaksin Covid-19 aman dilakukan. Terkait adanya risiko efek samping yang berat, CDC menilai perlu adanya peningkatan pengawasan dan pemantauan keamanan pada kelompok anak serta remaja.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi