Jumat, 26/04/2024 - 10:49 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Jokowi Minta PSI tak Jadi Pengikut Partai Lain

ADVERTISEMENTS

Jokowi menilai PSI harus memiliki ciri khas tersendiri..

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

  JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Partai Solidaritas Indonesia (PSI) agar memiliki ciri khasnya sendiri sehingga bisa berbeda dari partai-partai lainnya yang sudah ada. Jokowi mengingatkan agar PSI tidak menjadi follower dari partai lainnya, melainkan menjadi trendsetter.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“PSI harus memiliki diferensiasi kalau dibandingkan dengan partai-partai yang lain, jangan mengikuti mereka. Isunya jangan ngikuti mereka. Jangan menjadi follower tapi harus menjadi trendsetter-nya,” ujar Jokowi di perayaan HUT ke-8 Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Jakarta, Selasa (31/1).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Menurut Jokowi, PSI harus bisa mengangkat isu yang lebih disukai oleh generasi muda masa kini. Sehingga bisa menarik minat dari para pemilih muda di pemilu 2024 nanti.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Partai Pendukung Hak Angket Masuk Angin

Ia mengatakan, terdapat sekitar 60 persen pemilih yang berusia antara 17-40 tahun saat pemilu nanti diselenggarakan. Peluang itupun harus bisa dimanfaatkan oleh PSI untuk meraih suara.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“Berapa sih pemilih yang berumur 17 sampai di bawah 40 (tahun). Ada 60 persen kurang sedikit. Itu anak-anak muda semuanya. Dan pasar segmen sebesar itu, itulah yang memang harus disasar dan didapatkan oleh PSI. Dan menurut saya, sangat cocok sekali dengan PSI,” kata Jokowi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu kemudian mencontohkan saat ikut bertarung di pilkada DKI Jakarta. Ia mengatakan, saat mengawali karir politiknya, dirinya bukanlah siapa-siapa.

Berita Lainnya:
Pengamat Hukum Sebut Gugatan Pilpres 2024 di MK Tak Lazim

“Ingat, saya ini bukan siapa-siapa, dari Solo ndeso, masuk ke Jakarta yang kota besar. Saya melihat saat itu ada peluang,” kata dia.

Namun Jokowi melihat adanya peluang untuk mengikuti pilkada DKI Jakarta. Salah satu strategi yang dilakukannya saat itu adalah menggunakan baju kotak-kotak saat berkampanye. Langkah itupun dinilainya berbeda dari pasangan calon lainnya yang selalu hanya mengenakan jas, dasi, dan juga peci.

“Saat itu, saya ingat menyiapkan dengan Pak Ahok itu baju kotak-kotak. Gak ada yang berani membuat tren seperti itu. Itu ada risikonya. Risikonya bisa kalah kalau keliru, tapi ternyata disambut oleh masyarakat, utamanya masyarakat muda,” ujarnya.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi