Jumat, 24/03/2023 - 04:22 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

UPDATE TERBARU

EKONOMIGLOBAL

Sirop Obatnya Renggut 89 Nyawa Anak, India Siapkan Dana Perbaikan Sistem Pengaturan Obat

India kucurkan Rp 1,2 Triliun untuk perbaikan sistem pengaturan obatnya.

JAKARTA — India akan membelanjakan anggaran sebesar 79,6 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,2 Triliun untuk memperkuat sistem pengaturan obatnya, menurut menteri kesehatan pada Jumat (3/2/2023). Hal ini dilakukan setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyuarakan keprihatinan tentang sirop obat batuk produksi India yang dikaitkan dengan kematian 89 anak di dua negara.

Dilansir Fox News, Ahad (5/2/2023), India dikenal sebagai “apotek dunia” dan ekspor obat-obatannya meningkat lebih dari dua kali lipat selama dekade terakhir menjadi 24,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 369,8 miliar pada 2021-2022. Kematian sedikitnya 70 anak di Gambia dan 19 anak di Uzbekistan tahun lalu merusak citra itu.

BACAAN LAIN:
Terbang ke Malaysia, TransNusa Buka Rute Internasional Perdana

Data pemerintah yang dibagikan oleh Menteri Kesehatan Mansukh Mandaviya pada Jumat (3/2/2023) menunjukkan dari hampir 89 ribu sampel obat yang diuji pada 2021-2022 oleh negara bagian dan teritori, lebih dari 2.500 tidak memenuhi standar dan hampir 380 dinyatakan palsu atau dipalsukan.

Mandaviya mengatakan pemerintah federal telah mengalokasikan dana ke kementeriannya untuk sejumlah langkah, termasuk mendirikan laboratorium pengujian obat baru dan meningkatkan yang sudah ada.

BACAAN LAIN:
AP II Sebut Tingkat Pemulihan Angkutan Lebaran 2023 Hampir 100 persen

“Pemerintah telah mengambil berbagai langkah regulasi untuk memastikan kualitas obat-obatan di dalam negeri,” katanya dalam jawaban tertulis pernyataan di parlemen.

Belum jelas kapan dana itu akan diberikan atau bagaimana dana itu akan digunakan. Kementerian Kesehatan India tidak segera menanggapi permintaan Reuters yang mencari kejelasan.

Sumber: Republika

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi
Click to Hide Advanced Floating Content

Click to Hide Advanced Floating Content