Jumat, 26/04/2024 - 12:09 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Tak Mau Seperti SVB dan Signature Bank, BTN Perkuat Manajemen Risiko

ADVERTISEMENTS

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2022. Beberapa agenda yang disepekati antara lain perubahan susunan pengurus dan pembagian dividen.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA — PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) memperkuat manajemen risiko untuk menghindari permasalahan serupa yang menimpa Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank. Bank berbasis di New York ini tutup setelah dinyatakan kolaps.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Direktur Manajemen Risiko BTN Setiyo Wibowo menilai pengelolaan portofolio yang keliru menjadi faktor ambruknya kedua bank spesialis startup tersebut. Dengan kasus ini, menurut Setiyo, BTN akan semakin waspada dalam mengelola portofolio ke depan.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Pertamina Masih Tahan Harga BBM, Ini Alasannya  

“Kami justru semakin waspada terutama terkait pengelolaan portofolio pendanaan maupun portofolio kredit,” kata Setiyo, Kamis (16/3/2023).

ADVERTISEMENTS

Selain itu, lanjut Setiyo, manajemen BTN akan terus mencermati perkembangan global. Setiyo melihat pemburukan di sisi makroekonomi telah menyebabkan beberapa bank mengalami kegagalan. Meski demikian, dampak kejatuhan kedua bank AS terhadap Indonesia sangat minim.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan kondisi perbankan dalam negeri saat ini sudah jauh lebih baik pascapandemi. Dia optimistis perbankan nasional lebih siap menghadapi efek rambatan dari ambruknya kedua bank AS tersebut. 

Berita Lainnya:
Penerbangan ke Manado Belum Pulih, Warga Pilih Gunakan Kapal

“Tentu Indonesia posisi saat sekarang relatif lebih siap,” kata Airlangga.

Menurut Airlangga, kolaps yang terjadi pada kedua bank AS disebabkan karena terlalu fokus pada pendanaan perusahaan rintisan. Sedangkan perbankan nasional masih sangat membatasi pembiayaan yang bersifat bubble. Airlangga mengatakan pemerintah akan terus mendorong perbankan nasional meningkatkan pembiayaan ke sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). 

 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi