Seperti Apa Dunia pada 2050? Simak Prediksi dari Pakar

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

 JAKARTA — Berbagai imajinasi mengenai perkembangan teknologi di masa depan telah banyak digambarkan lewat buku cerita maupun film. Penemuan teknologi untuk hidup di bawah air atau inovasi mobil terbang menjadi segelintir gambaran umum tentang masa depan.

ADVERTISEMENTS

Akan tetapi, para ahli juga memperingatkan masa depan yang jauh lebih “gelap” dan menakutkan. Ahli teknologi khawatir kecerdasan buatan (AI) akan memperbudak manusia atau perubahan iklim yang kian memburuk membuat sebagian besar dunia tidak dapat dihuni.

ADVERTISEMENTS

Memang tidak semua prediksi yang dilontarkan para pakar berupa malapetaka dan kesuraman. Berikut delapan hal yang diprediksi bakal terjadi pada 2050, seperti dikutip dari laman Daily Mail, Selasa (4/4/2023).

– AI mengambil kendali

Chief strategy officer agen periklanan global DDB EMEA, George Stakhov, mewanti-wanti bahwa AI bisa berbalik memperbudak manusia pada 2050. Itu karena orang yang mengendalikan AI akan mendapatkan kekuatan besar, lalu bisa saja mengontrol data dunia.

ADVERTISEMENTS

“Alternatifnya adalah skenario AI yang cerah, di mana semua orang mendapat manfaat dari AI melalui perawatan kesehatan yang lebih baik, transportasi yang lebih cepat, dan lebih sedikit polusi,” ujar Stakhov yang menciptakan alat AI bernama “The Uncreative Agency”.

ADVERTISEMENTS

 

– Menanam chip di tubuh jadi hal biasa

ADVERTISEMENTS

Heather Delaney, pendiri konsultan humas dan komunikasi teknologi Gallium Ventures, meramalkan bahwa pada 2050, menanamkan chip di tubuh manusia menjadi hal biasa. Perempuan yang tinggal di London, Inggris, itu kini bahkan sudah melakukannya.

ADVERTISEMENTS

Wujud biohacking atau modifikasi tubuh manusia dengan teknologi itu diyakini Delaney bakal terus berkembang. “Bentuk peningkatan atau augmentasi manusia yang dilakukan sendiri, di mana orang berusaha mengubah aspek biologinya untuk meningkatkan kesehatan, kinerja, atau kesejahteraan,” kata Delaney.

 

– AI membuat orang bisa ‘terus hidup’

Di masa depan, orang yang meninggal dunia mungkin bisa diatur untuk ‘terus hidup’ berkat AI. Kepala bisnis dan komputasi di Universitas Ravensbourne, Ajaz Ali, menjelaskan AI bisa menciptakan kembaran digital dari seseorang, menggunakan alat tangkap gerak dan rekaman, dengan alat berbasis NLP yang jauh lebih canggih daripada ChatGPT dan Bard.

 

– Acara TV yang dipersonalisasi

Prediksi lain pada 2050 yakni semua orang mungkin menonton acara televisi dan film yang berbeda. Semua disesuaikan dengan keinginan tiap orang dan dibuat oleh AI. Hal itu disampaikan Matt Littler, pendiri dan CEO perusahaan rintisan teknologi ARK Immersive.

 

– Manusia mengunggah pikiran ke komputer

Futuris dan mantan insinyur Google, Ray Kurzweil, mengklaim manusia akan bergabung dengan mesin pada 2025. Dia menggambarkan peristiwa itu sebagai singularitas, di mana sejak 2045 orang-orang akan menghubungkan otak mereka dengan mesin.

 

– Ada kacamata AI yang bisa bicara

Direktur Future Labs di perusahaan EdTech, GoStudent, Alexander Nick, meramalkan bahwa beberapa dekade mendatang akan ada kacamata AI yang bisa bicara. Perangkat itu akan memberikan berbagai saran di layar seperti pemberitahuan email dan bisa menjawab pertanyaan apa pun. “Cara kita berkomunikasi dengan komputer akan berkembang,” tutur Nick.

 

– Komunikasi dengan alien cerdas

Astronom pemburu alien Seth Shostak dari proyek bertajuk Search for Extraterrestrial Intelligence (SETI) yakin pada 2050 manusia bisa berkomunikasi dengan alien cerdas. Shostak memprediksi ada miliaran lokasi mirip Bumi yang berpotensi memiliki kehidupan di alam semesta.

 

– Banyak area Bumi tak lagi bisa dihuni

Menurut Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), kelembapan dan panas yang melonjak beberapa dekade mendatang diperkirakan menyebabkan gelombang panas. Akibatnya, banyak area Bumi tak lagi bisa dihuni, seperti wilayah Asia Selatan, Teluk Persia, dan Laut Merah. Pada 2070, kondisi itu juga disebut akan menyebar ke wilayah Brasil dan Cina.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version