Keraguan Nabi Muhammad kepada Orang yang tidak Amanah

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

JAKARTA — Dalam riwayat Abdullah bin Qatadah dan az-Zuhri dan al-Kalbi dan as-Suddi dan Ikrimah, ada seorang penduduk Anshar di Madinah bernama Abu Lubabah, sosok yang menyebabkan turunnya ayat 27 Surat Al Anfal.

ADVERTISEMENTS

Buya Hamka menjelaskan dalam Tafsir Al-Azhar, bahwa Abu Lubabah telah lama mengikat janji setia dengan Bani Quraizhah. Suatu hari, umat Muslim menghadapi Bani Quraizhah. Benteng mereka dikepung karena pengkhianatan mereka ketika Madinah dikepung oleh sekutu.

ADVERTISEMENTS

Setelah benteng Bani Quraizhah dikepung beberapa lama hingga tidak berdaya lagi, mereka dipersilakan turun dari benteng mereka untuk menerima hukum keputusan dari Sa’ad bin Mu’az.

Namun, secara sembunyi-sembunyi Abu Lubabah memberi isyarat kepada Bani Quraizhah supaya jangan menerima tawaran tersebut, sambil menunjukkan gerakan menggesekkan tangannya ke lehernya sendiri. Ia bermaksud memberikan tanda bahwa hukum yang akan dijatuhkan Sa’ad bin Mu’az adalah memotong leher mereka.

Karena perbuatan Abu Lubabah tersebut, turunlah ayat 27 Surat Al Anfal:

ADVERTISEMENTS

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.”

ADVERTISEMENTS

Ayat itu merupakan teguran keras kepada Abu Lubabah, karena dia telah mengkhianati Allah dan Rasul-Nya. Dia telah membuka rahasia kepada Yahudi Bani Quraizhah. Setelah ayat itu turun, Abu Lubabah sangat menyesal karena dia telah berkhianat dan membuka rahasia.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version