Terdampak Tingginya Harga Telur, Ini Upaya UMKM Bertahan

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Pekerja membawa telur ayam di salah satu sentra penjualan telur ayam di Jalan Ibrahim Adjie, Batununggal, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (25/5/2023). Asosiasi UMKM Indonesia (Akumandiri) menyatakan, kenaikan harga telur yang tengah terjadi berdampak terhadap pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA — Asosiasi UMKM Indonesia (Akumandiri) menyatakan, kenaikan harga telur yang tengah terjadi berdampak terhadap pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Khususnya cukup bagi penjual atau bisnis makanan.

ADVERTISEMENTS

“Dampak ini disikapi oleh UMKM dengan beragam solusi agar usahanya tetap berjalan,” ujar Ketua Umum Akumandiri Hermawati Setyorinny kepada Republika, Kamis (25/5/2023). 

Solusi itu, kata dia, diperlukan karena tidak sedikit pelaku usaha mengalami kerugian atau yang seharusnya mendapatkan keuntungan, justru malah menipis keuntungannya.

Ia menyebutkan, agar tetap mendapat untung, beberapa UMKM mengubah bentuk telur atau menakarnya. Misal memilih telur ukuran kecil atau yang sudah retak.

ADVERTISEMENTS

“Ini adalah salah satu solusi yang bisa membuat mereka tetap mendapat keuntungan,” jelas dia. 

ADVERTISEMENTS

Dirinya menuturkan, UMKM tidak berani menaikkan dagangannya karena khawatir akan menyebabkan sepi pelanggan. Maka diakali dengan cara mengurangi takaran telur demi bisa bertahan disituasi harga telur yang sedang tinggi. Meski begitu, lanjutnya, ada pula UMKM yang mau tidak mau harus menaikkan harga makanannya supaya tetap mendapatkan keuntungan, walau khawatir akan ditinggal oleh pelanggannya. 

Hermawati menyebutkan, sebenarnya ada beberapa penyebab yang menjadi pemicu harga telur naik. Di antaranya jumlah peternak ayam menurun, lalu harga pakan ternak naik.

ADVERTISEMENTS

 

ADVERTISEMENTS

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version