Kamis, 02/05/2024 - 19:48 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Anas Urbaningrum: Kembali ke Proporsional Tertutup Jadi Arus Balik Demokrasi

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA — Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, turut mengomentari kabar sudah diputuskannya sistem untuk Pemilu 2024. MK dikabarkan sudah memutuskan menggunakan sistem proporsional tertutup.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Anas mengatakan, kembali kepada sistem proporsional tertutup merupakan kemunduran yang nyata. Ia menilai, kembalinya sistem itu menunjukkan telah terjadi arus balik dari perjalanan demokrasi bangsa Indonesia.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Artinya, elit-elit politik kembali diistimewakan, sedangkan pemilih kembali sebagai obyek politik. Anas menekankan, itu sama saja dengan mengembalikan pemilih hanya sebagai ornamen-ornamen dari demokrasi.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Jika benar sistem proporsional tertutup yang diputuskan oleh MK, sungguh itu arus balik dalam demokrasi kita, langkah mundur yang nyata,” kata Anas di akun Twitter pribadinya, @anasurbaningrum, Ahad (28/5).

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Cegah Investasi Mandek, Hipmi Dorong Rekonsiliasi Elite Politik

Terkait sistem pemilu yang akan digunakan di 2024, ia menuturkan, sistem proporsional tertutup nyata-nyata telah terbukti gagal. Sedangkan, untuk proporsional terbuka baru sekadar mengandung kekurangan dalam praktek.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Artinya, sistem proporsional terbuka yang diterapkan di Indonesia belum tentu gagal. Bahkan, Anas menekankan, sistem ini sangat bisa diperbaiki lewat mekanisme internal partai politik dan penguatan kesadaran pemilih.

Anas sendiri mengaku sebagai salah satu yang tidak setuju jika elit-elit partai politik diberikan hak istimewa khusus untuk menentukan siapa yang duduk di legislatif. Yang mana, diakomodir sistem proporsional tertutup.

“Cukup elit-elit partai berwenang melakukan seleksi yang baik dan menawarkan caleg-caleg yang bermutu kepada pemilih. Biarkan pemilih yang menentukan,” ujar Anas.

Berita Lainnya:
Ustaz Abdul Somad Berani Bongkar Nasab Habib Bahar bin Smith, Benarkah Keturunan Nabi? Ternyata...

Selain kemunduran, ia mengingatkan, sistem proporsional tertutup akan memindahkan lokasi biaya politik dari area pemilih ke area elit partai. Tidak ada jaminan proporsional tertutup mengoreksi politik biaya tinggi.

Sistem proporsional tertutup akan pula membuat konflik internal yang keras karena berebut nomor urut. Sebab, Anas menambahkan, dalam kesaktian nomor urut itulah nasib caleg-caleg akan ditentukan.

“Pemilih kembali diposisikan sekadar sebagai asesoris demokrasi, cuma pemanis dalam pemilu. Suara pemilih tidak menentukan siapa yang akan menjadi wakilnya karena ditentukan perundingan di tingkat elit partai,” kata Anas.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi