Senin, 06/05/2024 - 00:27 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Di Balik Teguran untuk Nabi Musa Ketika Merasa Paling Pandai dan Benar

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA— Kisah Nabi Musa dipertemukan Nabi Khidir alaihimassalam, mengandung hikmah mendalam, salah satunya tentang pentingnya pembelajaran sepanjang hayat. 

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Syahdan, Nabi Musa AS akan meninggalkan tanah Bani Israel untuk mengarungi lautan selepas menyampaikan khutbah. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Ketika itu, berkata seorang dari kaumnya. “Wahai Musa, apakah kau mengetahui manusia yang lebih pandai darimu?” Musa menjawab, “Tidak, demi Allah saya tidak tahu siapa yang lebih pandai dariku.” Allah SWT pun menegur Musa dari langit ketujuh. Allah SWT berkata, “Wahai Musa, Khidir di pertemuan dua buah lautan lebih pandai darimu. Pergilah kau kepadanya dan timbalah ilmu darinya.” 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Musa berkata, “Tuhanku, bagaimana aku mengetahuinya jika aku bertemu dengannya?” Dijawab, “Wahai Musa, bawalah seekor ikan dan letakkan di keranjang. Jika kau telah kehilangan ikan tersebut, kau telah berjumpa dengan Khidhir.” 

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Musa mengambil ikan yang diasinkan lalu diletakkan di atas keranjang. Pembantunya Yusya bin Nuun membawa makanan dan pergi bersamanya. Mereka berdua berjalan jauh. Saat kelelahan di perjalanan, Musa berkata kepada pembantunya.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

 لَا أَبْرَحُ حَتَّىٰ أَبْلُغَ مَجْمَعَ الْبَحْرَيْنِ أَوْ أَمْضِيَ حُقُبًا “Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun.” (QS Al Kahfi 60).

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Musa pun mengambil ikan yang diasinkan lalu diletakkan di keranjang. Pembantunya, Yusya bin Nuun membawa makanan dan pergi bersamanya. Mereka berdua berjalan jauh. 

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh
Berita Lainnya:
Kisah Cicit Nabi Nuh Ngelmu Sihir Hingga Tega Bunuh Ayahnya Sendiri 

Di tengah perjalanan, mereka kelelahan. Musa berkata kepada pembantunya: 

 لَا أَبْرَحُ حَتَّىٰ أَبْلُغَ مَجْمَعَ الْبَحْرَيْنِ أَوْ أَمْضِيَ حُقُبًا “Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun.” (QS Al Kahfi ayat 60). 

Musa pun berjalan bersama muridnya hingga menemukan lokasi itu. Mereka tertidur karena sangat letih. Ketika mereka sedang beristirahat, ikan itu terciprat mata air. 

Dia pun hidup dan loncat dari keranjang ke dalam laut. Yusya’ terbangun dan mencari ikan yang sudah lompat tersebut.

Setelah itu, Musa dan Yusya’ melanjutkan perjalanan hingga lupa dengan ikannya.

فَلَمَّا جَاوَزَا قَالَ لِفَتَاهُ آتِنَا غَدَاءَنَا لَقَدْ لَقِينَا مِنْ سَفَرِنَا هَٰذَا نَصَبًا  “Maka tatkala mereka berjalan lebih jauh, berkatalah Musa kepada muridnya: “Bawalah kemari makanan kita; sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini.” (QS Al Kahfi 62).

قَالَ أَرَأَيْتَ إِذْ أَوَيْنَا إِلَى الصَّخْرَةِ فَإِنِّي نَسِيتُ الْحُوتَ وَمَا أَنْسَانِيهُ إِلَّا الشَّيْطَانُ أَنْ أَذْكُرَهُ ۚ وَاتَّخَذَ سَبِيلَهُ فِي الْبَحْرِ عَجَبًا قَالَ ذَٰلِكَ مَا كُنَّا نَبْغِ ۚ فَارْتَدَّا عَلَىٰ آثَارِهِمَا قَصَصًا

Yusya menjawab, “Tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak adalah yang melupakan aku menceritakannya kecuali setan dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali.” “Musa berkata, Itulah (tempat) yang kita cari.” (QS Al Kahfi 63-64).

Berita Lainnya:
Mencari Hakikat Harta Karun? Simak Kisah Orang Kaya Sombong dari Bani Israil

Mereka kembali menelusuri tempat mereka semula. Mereka kemudian bertemu dengan seorang hamba yang diberikan rahmat dan diajari ilmu. Dialah Khidhir AS. 

Allah SWT menggabungkan keduanya dalam diri Khidhir aga menjadi panutan Musa As. Musa pun meminta izin kepa da Khidhir agar mengikutinya. Dia meminta agar Khidhir meng ajarkan kepadanya ilmu yang benar sesuai apa perintah Allah SWT. Khidhir menjawab, 

قَالَ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا “Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersamaku.” (QS Al Kahfi ayat 67).

Baca juga: 7 Daftar Kontroversi Panji Gumilang Pimpinan Al Zaytun yang tak Pernah Tersentuh

Musa lantas mengikuti Khidhir AS dengan syarat tidak bertanya apa pun hingga diterangkan oleh Khidhir. Mereka menaiki perahu tanpa membayar. 

Di atas perahu, Khidhir mencopot beberapa papan perahu yang bisa menyebabkan mereka tenggelam. Musa terperanjat seraya berkata: 

أَخَرَقْتَهَا لِتُغْرِقَ أَهْلَهَا لَقَدْ جِئْتَ شَيْئًا إِمْرًا “Mengapa kamu melubangi perahu itu yang akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya? Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar!” (QS Al Kahfi ayat 71). Dijawab Khidhir: 

قَالَ أَلَمْ أَقُلْ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا “Bukankah aku telah berkata, ‘Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku.” (QS Al Kahfi ayat 72).

 

sumber : Harian Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi