Selasa, 21/05/2024 - 13:54 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

BISNISEKONOMI

Erick Thohir Optimistis Kontribusi Dividen BUMN pada 2024 Bisa Capai Rp 80,2 Triliun

Menteri BUMN Erick Thohir.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

 JAKARTA — Menteri BUMN Erick Thohir optimistis dapat mempertahankan kontribusi badan-badan usaha milik negara pada 2024 tetap setinggi 2023. Salah satu indikatornya adalah target setoran dividen pada 2024 akan mencapai Rp 80,2 triliun atau sama dengan setoran dividen BUMN pada 2023. 

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Menurut Erick, perolehan dividen 2023 yang disetorkan ke kas negara sebesar Rp 80,2 triliun merupakan pencapaian bersejarah karena tidak pernah setinggi itu sebelumnya. Hal tersebut merupakan prestasi semua pihak, selain Kementerian BUMN sebagai pengawas dan pengelola, ada peran parlemen yang mendukung kebijakan pengembangan BUMN, serta kontribusi pada direksi dan komisaris ada BUMN-BUMN yang memperoleh laba. 

Berita Lainnya:
INKA Rampungkan 11 Rangkaian Kereta Generasi Baru Pesanan KAI

“Sekarang adalah prestasi bersama, sehingga bisa memberikan dividen Rp 80,2 triliun. Oleh karena itu, pada 2024, kami memberanikan diri menjaga dividen Rp 80,2 triliun karena kinerja BUMN pada saat ini kian membaik,” ujar Erick dalam Rapat Kerja Bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin (5/6/2023).

Kinerja BUMN yang membaik tersebut, menurut Erick, sudah merata. Dari 41 perusahaan, hanya ada sekitar 5-8 BUMN yang belum menghasilkan laba. Selebihnya sudah mencetak profit. 

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Kementan Realisasikan Bantuan Pompa 262 Unit untuk Petani Lebak

 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Erick mengatakan, perolehan laba pada sebagian besar BUMN tersebut merupakan buah dari transformasi dan efisiensi yang dilakukan. Perolehan tersebut akan terus dijaga dengan mempertimbangkan kondisi geopolitik hingga persaingan ekonomi yang cukup berat di antara negara–negara di dunia saat ini. 

“Termasuk di antaranya adalah perkembangan digital dan peraturan di berbagai negara yang bisa memberikan efek sehingga patut diantisipasi,” kata Erick.

ADVERTISEMENTS

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi