Senin, 03/06/2024 - 19:56 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Tolak Tabayun Langsung di Gedung Sate, Ini Alasan Panji Gumilang Pilih Lokasi Al Zaytun

 JAKARTA – Pimpinan Ponpes Al Zaytun yang penuh kontroversi, Panji Gumilang telah melakukan pertemuan dengan tim investigasi yang dibentuk Gubernur Jawa Barat di Gedung Sate, Bandung, Jumat (23/6/2023) kemarin. Kini, Panji Gumilang meminta agar tim investasi tersebut melakukan tabayun ke Kampus Al Zaytun.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Kelahiran Pancasila 1 Juni 2024

“Untuk tabayun seperti ini, karena namanya tabayun, akan lebih baik dan pasti baik kalau dilaksanakan di kampus Al Zaytun,” ujar Panji Gumilang saat diwawancara di kanal Youtube Al-Zaytun Official, Ahad (25/6/2023).

ADVERTISEMENTS
Selamat Menunaikan Ibadah Haji bagi Para Calon Jamaah Haji Provinsi Aceh

Dia mengatakan, sebaiknya tabayun tidak dilaksanakan di gedung pemerintahan. Karena itu, menurut dia, dalam pertemuan di Gedung Sate kemarin, dia menawarkan kepada tim investigasi untuk tabayun ke Kampus Al Zaytun di Indramayu.

ADVERTISEMENTS
ActionLink Hadir Lebih dekat dengan Anda

“Maka, kami tawarkan itu, disepakati untuk diadakan tabayun itu di kampus Al Zaytun, supaya memahami  pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan itu ada contact dengan Al Zaytun,” ucap Panji.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses kepada Pemerintah Aceh

 

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

Pertemuan selanjutnya di Kampus Al Zaytun, menurut dia, telah disepakati anggota tim investigasi dalam pertemuan yang dilaksanakan di Gedung Saten kemarin. Dia pun meminta agar tidak memisahkan dirinya dengan Al Zaytun.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses atas Pelantikan Pejabat di Pemerintah Aceh

“Jadi, katakanlah, Al Zaytun dan AS Panji Gumilang gula dan rasa manisnya. Kalau dipisahkan dan ditanya di tempat lain, itu nanti sama saja dengan menghilangkan gula dari rasa manisnya. Maka, menjadi tidak gula lagi,” kata Panji.  

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan
Berita Lainnya:
Nekat Gadaikan Mobil Rental untuk Pinjam Uang, Telinga Kanan dan Kiri Yudi Putus Digunting

Walaupun fasilitas yang ada di Al Zaytun sederhana, menerut dia, tapi cukup untuk melayani kedatangan tim investasi yang dibentuk oleh Gubernur Jawa Barat. 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
ADVERTISEMENTS

“Ini insya Allah dengan sangat sederhana itu mencukupi dan bisa, dan kami tanggung jawab semuanya, semua fasilitas, supaya nanti tatkala kami menyampaikan, bisa disesuaikan dengan lingkungan yang ada. Jadi tidak ada maksud untuk tidak menjawab,” jelas Panji.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Bayar Jalan tol dengan Pencard

Dia menegaskan akan menjawab semua pertanyaan yang diajukan jika proses tabayun dilaksanakan di Kampus Al Zaytun. Asalkan, dia berikan daftar permasalahan yang akan diklarifikasi untuk disiapkan jawabannya.

“Kemudian, kita minta contoh, apa contoh pertanyaannya itu? Supaya nanti kalau lah berkembang ke mana-mana, itu dari contoh pertanyaan itu pengembangannya, sehingga tidak seperti orang yang sedang berdebat ke sana ke mari,” kata Panji.

Baca juga: Terpikat Islam Sejak Belia, Mualaf Adrianus: Jawaban Atas Keraguan Saya Selama Ini

“Maka, di sidang itu (di Gedung Sate) kita katakan, kami sangat setuju dengan apa yang dinamakan tabayun itu dengan pertanyaan apapun, kami jawab,” jelasnya.

Berita Lainnya:
109 Ton Emas Dicap Antam yang Diusut Kejagung Ternyata Diproduksi PT Antam

Namun, setelah pertemuan di kampus Al Zaytun itu, Panji Gumilang meminta kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk tidak ikut campur. Karena, yang akan hadir dalam pertemuan itu hanyalah tim investasi yang dibentuk Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

“Kalau dalam perjalanan kemudian setelah acara itu, entah itu siapa, MUI kah dia, terus mengatakan macam-macam, gak ada, MUI tidak terlibat, karena syekh tidak mau MUI ikut campur,” kata Panji.

“Karena MUI adalah lembaga yang memberikan fatwa sebelum tabayun, memberikan justifikasi sebelum tabayun, sudah dikatakan komunis, AS Panji Gumilang komunis, dasarnya hanya tiktok. Kemudian, mengatakan Al Zaytun sesat,” jelasnya.

Dia pun menuding MUI tidak memahami akhlak daripada tabayun. Menurut dia, pengurus MUI hanya mengedepankan emosional dalam menghadapi masalah ini.

“Jadi, itu namanya bukan tabayun, jadi tidak mengerti akhlak tabayun. Itu berarti mengaku ulama, tapi mengartikan tabayun saja sudah tidak tepat, dengan semangat emosional, menyampaikan sesat lah, komunis lah, kemudian baru tabayun,” ujar Panji Gumilang.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi