Sabtu, 18/05/2024 - 16:35 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Menlu Prancis: Pemberontakan Wagner Tunjukkan Rusia Rapuh

PARIS — Pemberontakan yang dilakukan tentara bayaran Wagner terhadap Kremlin menunjukkan rapuhnya internal Rusia, kata Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

“Pemberontakan ini telah menyingkapkan konflik, keretakan, perpecahan, dan bahkan kelemahan internal Rusia,” kata Colonna dalam konferensi pers di Paris bersama para menteri luar negeri Estonia, Latvia, dan Lituania.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Namun, Colonna tidak berani mengambil kesimpulan dari perselisihan tersebut, dengan menyatakan dia harus menganalisis situasi itu terlebih dahulu.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS

Dia menegaskan kembali dukungan Prancis kepada Ukraina dan menyambut paket sanksi ke-11 Uni Eropa terhadap Rusia.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

 

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Menteri Luar Negeri Latvia Edgars Rinkevics mengatakan masih terlalu dini untuk menganalisis situasi dan dampak langkah Wagner di Rusia.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
UNESCO Anugerahkan Penghargaan Kebebasan Pers Dunia pada Jurnalis Palestina

Menurut Menteri Luar Negeri Estonia Margus Tsahkna, negara-negara Baltik harus mengedepankan langkah-langkah memperkuat kapasitas pertahanannya daripada mengurusi masalah dalam negeri Rusia.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Namun, Menteri Luar Negeri Lithuania Gabrielus Landsbergis mencermati bahwa perkembangan yang terjadi di Rusia akhir pekan lalu telah menunjukkan betapa cepatnya ancaman yang ditimbulkan Moskow terhadap negara-negara tetangganya.

ADVERTISEMENTS

Perselisihan antara Wagner dan Kremlin terjadi ketika Wagner menuding Kementerian Pertahanan Rusia menyerang petempur-petempurnya.

ADVERTISEMENTS

Pemimpin Wagner, Yevgeny Prigozhin, pun memerintahkan pasukannya untuk melintasi perbatasan Ukraina-Rusia menuju kota Rostov-on-Don di Rusia, dan mengerahkan kelompok tentara bayaran itu bergerak menuju Moskow.

Berita Lainnya:
Tujuh Puluh Enam Tahun Nakba, Palestina Rilis Laporan Kekejaman Israel

Badan Keamanan Federal Rusia (FSB) mengatakan tindakan Wagner adalah “pemberontakan bersenjata”. Mereka membuka kasus kriminal terhadap Prigozhin.

Akan tetapi sebelum tiba di Moskow, Prigozhin dan para petempurnya memutuskan mundur “untuk menghindari pertumpahan darah”.

Pada Senin (26/6/2023), Prigozhin mengklaim tidak berencana menggulingkan pemerintah Rusia karena hanya ingin “menyuarakan protes” dan mencegah tentara bayarannya dibubarkan.

Dia mengatakan Kementerian Pertahanan Rusia berencana menandatangani kontrak dengan semua petempur Wagner pada 1 Juli.

Langkah itu bakal menjadikan Wagner menjadi bagian tentara reguler Rusia yang dinilainya “bakal menghancurkan kemampuan tempur pasukan ini.”

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi