Pergaulan Wanita Makin Bebas, Hendaknya Muslimah Berhias Sifat Malu

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

JAKARTA — Sebagian wanita di zaman ini banyak yang bergaul secara bebas, bahkan hingga tak ada lagi batasan bagi dirinya. Padahal, seorang Muslimah hendaknya dapat berhias lewat sifat malu.

ADVERTISEMENTS

Dikutip dari buku Akhlak Wanita Muslimah karya Abu Ubaidah, fenomena pahit yang terlihat sekarang kaum hawa mulai menanggalkan dan luntur sifat malunya. Mereka tidak malu-malu untuk bergaul bebas dengan kaum adam.

ADVERTISEMENTS

Bahkan mereka lebih agresif dalam pergaulan kepada lawan jenis. Tragisnya lagi, banyak dari kaum hawa yang berani mengumbar aurat di depan umum.

Dari Anas bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda,

 

ADVERTISEMENTS

إنَّ لِكُلِّ دينٍ خُلُقًا، و خُلُقُ الإسلامِ الحياءُ

ADVERTISEMENTS

“Setiap agama mempunyai budi pekerti. Dan budi pekertinya agama Islam adalah malu”. (HR. Ibnu Majah 4181. Dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam as-Shahihah 940. Lihat pula Shahih Targhib 3/5)

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

ADVERTISEMENTS

الحياءُ منَ الإيمانِ ، والإيمانُ في الجنَّةِ ، والبَذاءُ منَ الجفاءِ ، والجفاءُ في النَّارِ

ADVERTISEMENTS

“Malu itu termasuk keimanan, dan keimanan membawa ke dalam surga. Sedangkan perbuatan keji termasuk kejelekan, dan kejelekan tempatnya di neraka.” (HR.Tirmidzi 2009 dan ia berkata, “Hadits Hasan Shahih”. Ahmad 2/501, Hakim 1/52, Ibnu Hibban 1929. al-Albani berkata dalam Shahih Targhib (3/4), “Hasan Shahih”. Lihat pula as-Shahihah 495)

Sifat asli wanita adalah malu. Karena sifat ini akan membawa kebaikan pada diri dan kehormatannya. Allah ﷻ berfirman:

وَلَمَّا وَرَدَ مَاۤءَ مَدْيَنَ وَجَدَ عَلَيْهِ اُمَّةً مِّنَ النَّاسِ يَسْقُوْنَ ەۖ وَوَجَدَ مِنْ دُوْنِهِمُ امْرَاَتَيْنِ تَذُوْدٰنِۚ قَالَ مَا خَطْبُكُمَا ۗقَالَتَا لَا نَسْقِيْ حَتّٰى يُصْدِرَ الرِّعَاۤءُ وَاَبُوْنَا شَيْخٌ كَبِيْرٌ . فَسَقٰى لَهُمَا ثُمَّ تَوَلّٰىٓ اِلَى الظِّلِّ فَقَالَ رَبِّ اِنِّيْ لِمَآ اَنْزَلْتَ اِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيْرٌ

Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Madyan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya) Musa berkata:

“Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?” kedua wanita itu menjawab: “Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak Kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya”.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version