Sabtu, 04/05/2024 - 16:08 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Penyebab Elektabilitas Prabowo Teratas Selama 7 Bulan Terakhir

ADVERTISEMENTS

oleh Wahyu Suryana

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Berdasarkan survei terbaru Lembaga Survei Indonesia (LSI), elektabilitas Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam tren menanjak dan berada di atas puncak survei bakal calon presiden (capres) 2024. Elektabilitas Prabowo mengungguli Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan selama enam bulan terakhir.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Pada Januari 2023, elektabilitas Prabowo berada di angka 23,2 persen, sementara Ganjar dengan elektabilitas 36,3 persen dan Anies 24,2 persen. Namun kini, menurut Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan, elektabilitas Prabowo melesat stabil tujuh bulan terakhir.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Prabowo saat ini berada di posisi pertama dengan hasil perolehan suara 35,8 persen, disusul Ganjar 32,2 persen dan Anies 21,4 persen. Ada tren penguatan dukungan ke Prabowo secara konsisten sejak Januari.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Prabowo dan Megawati Disebut akan Bertemu Setelah Lebaran, Gibran Bilang Begini 

“Jadi, selama tujuh bulan terakhir Prabowo mengalami penguatan,” kata Djayadi melalui rilis yang diterima Republika, Selasa (11/7/2023).

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Menurut Djayadi, dukungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke bakal capres tertentu sangat penting dalam konteks elektoral menuju Pilpres 2023. Alasannya, Jokowi sampai saat ini masih memelihara dan memiliki barisan pendukung yang terkonsolidasi.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Djayadi menerangkan, di negara-negara besar seperti AS ini dikenal dengan going public strategy. Artinya, ia menjelaskan, Presiden Jokowi tidak cuma memiliki kekuatan politik di parlemen, tapi bisa memiliki kekuatan bersifat tidak langsung dari publik.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

“Itu yang membuat endorsement beliau menjadi penting dan berpengaruh,” kata Djayadi, Rabu (12/7/2023).

Djayadi melihat, sampai Oktober 2022, Jokowi dipersepsikan masyarakat terasosiasi dengan Ganjar. Tetapi, sejak saat itu sampai sekarang, Jokowi sengaja atau tidak sengaja terlihat memiliki hubungan yang kuat dengan Prabowo.

Berita Lainnya:
Pengamat: Pembuktian Pelanggaran TSM pada Pilpres 2024 tidak Terbukti

“Bahkan, beberapa kali meng-endorse Pak Prabowo,” ujar Djayadi.

Misalnya, dalam salah satu pidato di acara partai politik, Jokowi menyatakan, “Mungkin ini gilirannya Prabowo”. Lalu, gestur-gestur Jokowi tampak seolah mendukung bukan cuma Ganjar, tapi mendukung Prabowo.

Jadi, selama tujuh bulan terakhir, Djayadi melanjutkan, Jokowi dipersepsikan publik seolah memberikan dukungan kepada dua capres, yaitu Ganjar dan Prabowo. Akibatnya, sinyal sinyal itu tertangkap publik dan diartikan mereka memiliki dua pilihan.

“Pilihan sebagai pendukung Jokowi untuk memilih apakah ke Ganjar atau ke Pak Prabowo,” kata Djayadi. 

 

 

 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi