Sabtu, 18/05/2024 - 09:04 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

AMERIKAINTERNASIONAL

Hasil Penelitian: Mumi Manusia Es Keturunan Petani dari Turki

Mumi manusia es Oetzi keturunan dari petani Turki.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

 NEW YORK — Oetzi si Manusia Es memiliki penampilan baru. Beberapa dekade setelah mumi gletser yang terkenal ditemukan di Pegunungan Alpen Italia, para ilmuwan telah menggali kembali DNA-nya untuk memberikan gambaran yang lebih baik tentang pemburu kuno tersebut.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Para peneliti menentukan, bahwa Oetzi sebagian besar adalah keturunan petani dari Turki saat ini. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Cell Genomics, kepala mumi itu lebih botak dan kulitnya lebih gelap dari yang diperkirakan sebelumnya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS

Oetzi yang hidup lebih dari 5.000 tahun yang lalu, membeku menjadi es setelah terbunuh oleh panah di punggungnya. Mayatnya diawetkan sebagai “mumi alami” hingga 1991.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Pejalan kaki menemukan Oetzi bersama beberapa pakaian dan perlengkapannya, termasuk kapak tembaga, busur besar, dan topi kulit beruang. Sejak itu, banyak peneliti bekerja untuk mengungkap lebih banyak tentang mumi yang dipajang di Museum Arkeologi South Tyrol di Bolzano, Italia.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Rusia Bakal Ambil Langkah yang Diperlukan Jika Nuklir AS Muncul di Polandia

 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Arsip awal genom Oetzi diterbitkan pada 2012. Namun penelitian DNA kuno telah maju sejak saat itu, sehingga para ilmuwan memutuskan untuk melihat kembali gen manusia es. Penulis studi dan ahli genetika di Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology Jerman Johannes Krause menyatakan, para ahli menggunakan DNA yang diekstraksi dari tulang pinggul mumi.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“Genom yang diperbarui memberikan wawasan yang lebih dalam tentang sejarah mumi ini,” kata Andreas Keller dari Saarland University Jerman yang mengerjakan versi sebelumnya tetapi tidak terlibat dengan studi terbaru.

ADVERTISEMENTS

Berdasarkan genom baru, menurut penulis studi dan kepala Institute for Mummy Studies di Eurac Research Albert Zink, penampilan Oetzi ketika meninggal sekitar usia 45 sangat mirip dengan penampilan mumi hari ini. Dia berkulit gelap dan tidak memiliki banyak rambut.

ADVERTISEMENTS

Para ilmuwan sebelumnya mengira manusia es itu berkulit lebih terang dan lebih berbulu tetapi mayat muminya telah berubah seiring waktu. Genomnya juga menunjukkan peningkatan kemungkinan obesitas dan diabetes.

Berita Lainnya:
Bus Terguling di Peru, 23 Orang Tewas

Zink menyatakan, nenek moyang mumi itu menunjukkan bahwa tinggal di antara populasi yang terisolasi di Pegunungan Alpen. Sebagian besar orang Eropa saat ini memiliki campuran gen dari tiga kelompok, petani dari Anatolia, pemburu-pengumpul dari barat, dan penggembala dari timur. Namun 92 persen keturunan Oetzi hanya berasal dari petani Anatolia, tanpa banyak percampuran dari kelompok lain. 

sumber : AP

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi