Jumat, 03/05/2024 - 00:48 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Dokter Jiwa: Kecanduan Judi Online Dapat Menurun Secara Genetik

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA — Praktisi kesehatan masyarakat, Spesialis Kedokteran Jiwa Dr dr Kristiana Siste Kurniasanti mengatakan kecenderungan seseorang melakukan judi online dapat menurun kepada keturunan pelakunya secara genetik.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

“Itu bisa menurun, dan memiliki kontribusi terhadap seseorang untuk melakukan hal yang sama daripada yang tidak memiliki faktor genetik,” dalam siniar tentang judi online yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis (12/10/2023).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Tidak hanya judi secara online, Kristiana mengungkapkan penurunan sifat kecanduan judi kepada keturunan seseorang diakibatkan oleh berkurangnya hormon dopamin (senyawa kimia di dalam otak yang dapat meningkatkan suasana hati) secara internal.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Hal tersebut, sambungnya, dapat mempengaruhi keturunan secara genetik. Sehingga keturunan yang dihasilkan juga dapat memiliki kecenderungan untuk melakukan hal yang serupa seperti yang dilakukan orang tuanya.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

“Orang yang kecanduan judi memiliki dopamin yang kurang secara internal, ini diturunkan juga (kepada keturunannya), sehingga keturunannya mencari dopamin eksternal lewat game dan judi,” ujarnya yang juga Kepala Divisi Psikiatri Adiksi, Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Jokowi Tinggal Perintahkan Menkominfo Berantas Judi Online
ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Kristiana menjelaskan judi merupakan sebuah adiksi yang setingkat seperti orang yang kecanduan narkotika. Sehingga seseorang yang hobi berjudi hanya dapat memenuhi kekurangan dopaminnya dengan judi.

“Bisa saja makan cokelat untuk menambah dopamin, tapi orang yang terbiasa berjudi perlu makan se-gentong untuk sama seperti dopamin yang dihasilkan oleh orang yang bermain judi,” tambahnya.

Selain faktor genetik, Kristiana menyebutkan judi online dapat dipicu oleh sejumlah kerentanan psikis seperti mudah depresi, mudah cemas, anti sosial, mudah bosan, melakukan sesuatu tanpa pikir panjang, serta memiliki emosi yang tidak stabil.

Untuk itu, dia mengimbau agar keluarga dan kerabat terdekat untuk mengawasi anggota keluarganya dari bahaya ketagihan judi online, serta memeriksakan anggota keluarganya kepada psikiater jika terdapat anggota keluarga yang hobi melakukan judi online.

Berita Lainnya:
Oknum Pemerintah Dicurigai Menikmati Hasil Judi Online

Senada dengan hal tersebut, Kepala Pusat Riset (Kapusris) Kesehatan Masyarakat dan Gizi Organisasi Riset Kesehatan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wahyu Pudji Nugraheni menyebutkan dukungan emosional menjadi aspek penting lain dalam proses pemulihan, terutama guna mengurangi stigma negatif bagi si penderita gangguan mental.

​​​​​​”Keluarga harus memberikan dukungan emosional, itu aspek terpenting dalam pemulihan. Itu mencakup bisa dengan bersabar, memberikan cinta kasih, dan menunjukkan kepedulian terhadap penderita,” katanya (10/10/2023).

Selain itu ia mengatakan untuk memulihkan kondisi mental yang diderita, keluarga juga perlu mengajak penderita untuk mau dirawat oleh pihak profesional. Hal ini menurutnya bertujuan agar pengobatan yang diberikan lebih terukur.

“Orang yang sakit mental itu tidak perlu dibawa ke dukun, tapi harus diobati medis, karena memang harusnya seperti itu diobati secara profesional, karena medis itu terukur,” tutur Wahyu Pudji Nugraheni.

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi