Kamis, 09/05/2024 - 00:47 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

PM Australia Kunjungi Cina Tunjukkan Hubungan Membaik

ADVERTISEMENTS

SYDNEY — Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan pada Ahad (22/10/2023), akan melakukan perjalanan ke Cina mulai 4 hingga 7 November. Dia akan bertemu dengan Presiden Xi Jinping dan Perdana Menteri Li Qiang dalam upaya menstabilkan hubungan kedua negara.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

“Penting bagi kami untuk menstabilkan hubungan kami dengan Cina,” kata Albanese.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Dalam kunjungan ke Cina itu, para pemimpin akan membahas kerja sama di berbagai bidang seperti hubungan ekonomi, perubahan iklim, dan hubungan antarmasyarakat kedua negara. “Saya berharap dapat terlibat lebih jauh dengan Presiden Xi dan Perdana Menteri Li demi kepentingan nasional Australia,” kata Albanese.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Pengumuman perjalanan ke Beijing dan Shanghai ini merupakan kunjungan pertama pemimpin Australia ke Cina sejak 2016. Agenda ini muncul setelah adanya terobosan dalam menyelesaikan perselisihan dengan Cina mengenai tarif anggur yang telah memukul industri anggur pada Sabtu (21/10/2023).

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

“Kami telah sepakat mengenai masalah anggur agar ada peninjauan terhadap posisi Cina terhadap tarif anggur yang akan dilakukan dalam beberapa bulan ke depan,” kata Albanese kepada wartawan.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Israel Sebut 18 Roket Diluncurkan dari Rafah ke Arah Kerem Shalom Cegah Bantuan ke Gaza

Albanese mengatakan, Australia mencapai kesepakatan dengan Cina untuk bergerak maju dalam menyelesaikan perselisihan yang terjadi di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mengenai anggur. Kesuksesan ini  berpotensi membuka jalan bagi dimulainya kembali impor senilai 800 juta dolar AS setahun sebelum bea masuk diberlakukan pada 2021.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

“Kami akan menangguhkan tindakan kami di hadapan WTO, tetapi kami sangat yakin bahwa hal ini akan menghasilkan sekali lagi anggur Australia, sebuah produk hebat, dapat dikirim ke Cina tanpa tarif,” ujar perdana menteri itu.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Kementerian Perdagangan Cina mengatakan pada Ahad, bahwa kedua belah pihak telah mencapai konsensus untuk menyelesaikan perselisihan mengenai anggur di Organisasi Perdagangan Dunia serta perselisihan mengenai bea masuk Australia terhadap menara angin Cina. Kesepakatan ini memperbaiki hubungan dengan Cina yang telah memburuk selama beberapa tahun karena perselisihan mengenai perusahaan telekomunikasi Huawei, spionase, dan Covid-19, telah menjadi prioritas utama bagi Albanese sejak menjabat pada 2022.

Berita Lainnya:
Jejaring Rumit Kasus Hukum yang Membelit Donald Trump

“Cina dan Australia adalah mitra dagang yang penting satu sama lain, dan kami bersedia bekerja sama dengan pihak Australia untuk terus bertemu satu sama lain melalui dialog dan konsultasi,” kata Kementerian Perdagangan Cina dalam sebuah pernyataan.

Kementerian Perdagangan Cina menyatakan, kedua negara mengadakan konsultasi persahabatan mengenai perselisihan WTO yang menjadi perhatian bersama mengenai berbagai hal. Canberra dan Beijing bersedia untuk bersama-sama mendorong perkembangan hubungan ekonomi dan perdagangan bilateral yang stabil dan sehat.

Pengumuman tersebut adalah yang terbaru dalam pencairan diplomatik yang telah menyebabkan Cina mencabut pembatasan impor batu bara, kayu, dan jelai Australia. Tindakan ini setelah Canberra menyerukan penyelidikan mengenai asal usul Covid-19.

Bea masuk hingga 218 persen untuk sebagian besar minuman anggur Australia diberlakukan pada Maret 2021. Tindakan ini menyebabkan runtuhnya perdagangan di pasar ekspor paling berharga bagi para pembuat anggur di negara tersebut.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi