Senin, 06/05/2024 - 14:49 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EDUKASI
EDUKASI

Kemendikbudristek: Cegah Depresi dengan Saling Asah, Asih, Asuh di Kampus

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA — Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek Nizam mengatakan, mahasiswa dan dosen yang depresi hingga bunuh diri sejatinya dapat dicegah dengan menciptakan kampus yang sehat, aman, dan nyaman. Di mana, ada saling asah, asih, dan asuh di antara seluruh civitas academica.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

“Itu harusnya tidak terjadi ketika kita saling peduli, kita saling asah, asih, dan asuh,” ujar Nizam dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Pusat Kesehatan Jiwa Nasional RSJ dr H Marzoeki Mahdi (PKJN RSJMM) Bogor bersama Cempaka Study Club, Senin (30/10/2023).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Nizam menjelaskan, sejak diberi amanah untuk menjadi pimpinan di Kemendikbudristek pada 2020 lalu, dirinya terus menekankan untuk menciptakan kampus yang sehat. Dia membuat istilah SAN untuk dihadirkan kampus, yang berarti sehat, aman, dan nyaman. Terkait sehat, hal itu dia sebut perlu dimaknai secara holistik.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Pertama tentu kita perlu dan pastikan sehat secara fisik. Masyarakat kampus itu rajin berolah raga, tidak merokok. Kemudian juga hidupnya sehat, imbang antara aktivitas akademik, aktivitas kebugaran, istirahat, dan sebagainya. Jadi sehat fisik itu penting, sangat-sangat penting,” kata Nizam.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Kemendikbud: Dunia Sastra RI Kehilangan Penyair Sehebat Joko Pinurbo  

Kemudian, kata dia, sehat intelektual juga perlu diperhatikan. Di mana, sangat penting bagi mahasiswa sebagai intelektual muda untuk membangun kesehatan intelektual. Itu dapat dilakukan dengan mahasiswa dan dosen berdiskursus secara kritis, analitis, bernas, tapi juga dikemas ke dalam solusi-solusi yang baik dan disampaikan secara santun.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

“Karena kita masyarakat Timur. Jadi sehat intelektual. Kebebasan mimbar akademik, kebebasan akademik itu dijaga betul dan disampaikan dengan baik dan santun,” tutur dia.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Kesehatan yang tak kalah penting menurut Nizam adalah sehat emosional atau sehat psikologis. Sehat emosional, kata dia, membutuhkan prasarat yang banyak, termasuk di dalamnya sehat fisik dan sehat intelektual di atas. Dia menyampaikan, kesehatan jiwa dan psikologis kerap dipandang hanya menjadi urusan psikolog serta pengampu bimbingan dna konselin. Padahal tidak.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

“Tidak, menurut saya itu adalah kebutuhan kita semua dan bisa kita lakukan bersama-sama. Melalui kampus yang care, kampus yang caring, saling peduli,” jelas Nizam.

Sebab itu, pemerintah menggaungkan agar kampus membangun safety, health, and environment. Kesehatan psikologis dia sebut harus dibangun tidak dengan satu program tersendiri. Unit yang mengurusi kesehatan psikologis, kesehatan emosional, memang diperlukan. Tapi itu menjadi bagian dari pembelajaran secara bersama-sama.

Berita Lainnya:
Universitas BSI Berikan Layanan Konseling Bagi Mahasiswa dengan Menggandeng Psikolog

“Menjadi sikap dan perilaku kita. Jadi bagian dari budaya kita. Saling peduli, saling asah, saling asih, saling asuh. Kakak dan adik. Orang tua dan anak. Suasana itu harus kita bangun di lingkungan kampus kita,” kata dia.

Pada webinar yang didukung oleh Meeting.ai itu Direktur Utama PKJN RSJMM Nova Riyanti Yusuf menerangkan, Indonesia masih memiliki tantangan dalam pengembangan program kesehatan jiwa, seperti regulasi yang masih ambigu, kekurangan data, dan keterbatasan anggaran. Dari data yang dia sampaikan, terjadi tren peningkatan perilaku self harm atau menyakiti diri sendiri.

“Tahun 2000 6,5 persen. Tahun 2019 meningkat menjadi 8,1 persen. Jadi ada peningkatan untuk gangguan mental, neurologis, penyalahgunaan zat, dan self harm. Self harm berarti menyakiti diri sendiri,” ucap Nova.

Dia menjelaskan PKJN RSJMM bertanggung jawab sebagai koordinator nasional untuk pengampuan dan pelayanan kesehatan jiwa di Indonesia. Di mana, pengembangan layanan kesehatan jiwa berbasis komunitas merupakan salah satu tujuan utama saat ini.

“Pengembangan layanan kesehatan jiwa berbasis komunitas merupakan salah satu tujuan utama saat ini,” ujar dia.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi