Jumat, 17/05/2024 - 03:15 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

OPINI
OPINI

Kekalahan Megawati dan Kemenangan Kritis Jokowi

OLEH: ADIAN RADIATUS

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

KEWIBAWAAN Megawati Soekarnoputri dan PDIP-nya sedang mendapat ujian ‘rongrongan’ setelah serangkaian manuver Politik yang tak lazim ditampilkan lewat peluang jalur kontestasi Pemilu, khususnya Pilpres 2024.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Tak lazim. Karena dilakukan oleh sosok yang selama ini disebut sebagai petugas partai dengan posisi tak tanggung-tanggung, yaitu Presiden sekaligus Kepala Negara bernama Joko WIdodo alias Jokowi.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS

Jokowi sejak pertengahan tahun lalu sudah menjadi semacam “produser” untuk drama politik berjudul ‘tiga periode’. Sedangkan “sutradara”-nya adalah Luhut Binsar Pandjaitan beserta tim di belakang dan kaum oportunis tentunya. Rintangan dan penentangan yang cukup dahsyat akhirnya mengkandaskan skenario inkonstitusional itu.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Dengan tingkat percaya diri yang tinggi, di mana tentunya bersumber dari orang lingkaran dalam dan ‘setengah’ dalam pula, gaung memperpanjang masa jabatan pun menghembus ke sana sini dengan hasil sama. Ditolak mentah-mentah. PDIP termasuk yang lantang menolak kedua wacana itu. Karena merusak demokrasi dan inkonstitusional.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Secara skor jelas Jokowi kalah kosong-dua. Tentu saja nuansa kharisma kepemimpinan Jokowi dapat anjlok secara moril. Bila tak segera dinetralisir, maka dunia ekonomi yang melibatkan investor serta stakeholder pendukung lambat laun akan ‘mendingin’ dan bisa saja ‘membeku’ sebelum periode kekuasaannya resmi berakhir.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Saat Bung Karno Puji 'Wahabi'

Maka tidaklah heran kekalahan itu membawa berbagai luka batin Jokowi. Kegeraman perasaan seorang Jokowi mungkin saja berimbas ke lingkungan keluarganya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Belum lagi munculnya Anies Baswedan menjadi bacapres yang diusung Partai NasDem seperti ‘petir di siang bolong. Karena sang Ketua Umum Nasdem Surya Paloh sejatinya adalah ‘hopeng’ Jokowi selama satu tiga perempat periodenya. Secara moril skor tiga-nol.

ADVERTISEMENTS

Tentu saja Jokowi dan lingkarannya tak ingin keadaan jenis ini berlanjut yang dapat berimbas semakin melandainya kewibawaan sebagai pemimpin.

ADVERTISEMENTS

Hingga akhirnya PDIP mengumumkan secara resmi petugas partai bernama Ganjar Pranowo ditugaskan sebagai capres oleh PDIP.

Namun keyakinan dan harapan Jokowi dapat ‘menguasai’ Ganjar semakin tampak suram seiring sikap Ganjar sendiri dan juga bagaimana PDIP melakukan ‘pemagaran’ super ketat terhadap sang capres. Sehingga tak memungkinkan Ganjar leluasa meneruskan hubungan mesranya dengan Jokowi. Disini skor jelas menjadi empat-nol.

Dan ketika bak ‘pucuk di cinta ulam pun tiba’, demikian peribahasa yang mungkin pas menggambarkan bagaimana Jokowi di tengah kritisnya menemukan formula ‘melawan tanpa berucap’ bernama Mahkamah Konstitusi.

Berita Lainnya:
Presiden Sebut Impor Beras tak Sampai Lima Persen Kebutuhan Nasional

Meskipun kena ‘semprit’ toh hasil akhirnya tetap sama, sang putera (yang dalam istilah kerajaan ‘sang pangeran’) tetap melenggang disandingkan dengan capres Prabowo Subianto lewat sebuah super lobi tingkat dewa yang bagi sementara pihak sulit dicerna.

Dengan formasi dukungan enam partai lewat cawe-cawenya maka Jokowi telah menunjukan kegemilangannya dalam menggunakan instrumen kekuasaan secara sah meskipun belum tentu memuat kebenaran atas tujuan konstitusi negara republik ini.

Tetapi yang jelas saat ini skor menjadi berimbang empat-empat dan siapakah yang akan mendapatkan angka lima, kita tunggu hasil Pilpres AGP 2024 yaitu antara Anies-Ganjar-Prabowo.

Apakah sang pangeran akan menjadi salah satu bagian suksesi kepemimpinan masa depan bangsa dan negeri ini lewat bapak asuhnya bila terpilih sebagai Presiden ke delapan ? Menarik dan unik sekali Pilpres berbenih dendam di hati ini, namun senantiasa dibantah lewat narasi “ah ini dinamika politik bung”. 

(Penulis adalah pemerhati sosial politik)

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi