Rabu, 22/05/2024 - 05:45 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

INTERNASIONALTIMUR TENGAH

Perang Membuat Petani Zaitun Palestina Merugi

 GAZA — Para petani di Gaza memanfaatkan  gencatan senjata antara Israel dan Hamas untuk memanen buah zaitun yang tersisa. Panen kali ini terpaksa tertunda karena pengeboman Israel membuat para petani zaitun tidak berani pergi ke kebun mereka karena takut terbunuh.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

Pada tahun normal, panen akan dimulai beberapa minggu lebih awal. Namun sebelum gencatan senjata, para petani takut disangka sebagai pejuang Hamas dan menjadi sasaran pasukan Israel jika mereka pergi ke kebun zaitun. 

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Beberapa lahan juga rusak akibat pertempuran atau lewatnya kendaraan militer, sementara beberapa petani terpaksa mengungsi dari rumah mereka dan tidak dapat kembali ke kebun mereka.

“Perang ini menghancurkan kami. Hampir tidak ada produksi. Sebagian besar hasil panen terbuang sia-sia,” kata Fathy Abu Salah, yang sedang memetik buah zaitun bersama tim kecilnya.

 

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Abu Salah mengatakan, biasanya mereka akan memanen buah zaitun sebanyak 12 kontainer, namun tahun ini mereka hanya panen sebanyak satu kontainer.  Abu Salah menjelaskan, selain perang, kurangnya bahan bakar untuk mengangkut buah zaitun juga menjadi kendala.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Indonesia Kecam Blokade dan Perusakan Bantuan Kemanusian ke Gaza

“Kami mencoba melakukan ini dengan semua sumber daya yang kami miliki dalam enam hari (gencatan senjata) ini. Hanya buah ini yang kami miliki. Inilah cara kami mencari nafkah dari tahun ke tahun,” ujar Abu Salah.

Di tempat pemerasan buah zaitun Wafy, di Khan Younis, mesin tersebut terlambat beroperasi selama beberapa minggu.  Karung-karung buah zaitun dibawa dengan menggunakan gerobak yang ditarik oleh keledai.

ADVERTISEMENTS

Buah zaitun mengalir melalui saluran yang bergetar dari sisi ke sisi sebelum jatuh ke mesin pemerasan. Minyak kental berwarna emas dituangkan ke dalam tong logam, sementara para lelaki menunggu untuk mengambilnya dalam jerigen kuning.

ADVERTISEMENTS

“Saat gencatan senjata dimulai, kami berpikir apakah kami akan bekerja atau tidak. Namun kemudian muncul masalah alat pemeras zaitun yang membutuhkan listrik, dan tidak ada listrik, artinya kami harus mencari bahan bakar, dan mencari bahan bakar adalah hal yang sulit.  krisis yang dihadapi semua orang,” kata manajer pemerasan buah zaitun, Mohamed Wafy.

Berita Lainnya:
Untuk Pertama Kalinya, Netanyahu Akui Gagal Lindungi Warga Israel dari Hamas

“Ada beberapa orang yang mampu mengirimkan buah zaitunnya kepada kami dan harus membeli bahan bakar di pasar gelap dengan harga yang jauh lebih tinggi. Segera setelah kami mendapatkan akses terhadap bahan bakar, kami dapat membuka mesin pemeras zaitun, meskipun alat tersebut bekerja pada harga yang sama dengan kapasitas minimum,” ujar Wafy.

Wafy mengatakan, hampir semua buah zaitunnya jatuh ke tanah sebelum dia mengakses ke kebunnya.  Dia mengatakan, beberapa petani tidak menemukan apa pun, sementara yang lain hanya memanen sedikit zaitun dari panen biasanya.

Pada Senin (27/11/2023) malam, Qatar mengumumkan perjanjian untuk memperpanjang jeda kemanusiaan yang sebelumnya ditetapkan selama empat hari. Israel dan Hamas kemudian sepakat memperpanjang gencatan senjata selama dua hari lagi sehingga pertukaran tahanan lebih lanjut akan dilakukan.

Israel melancarkan kampanye militer besar-besaran di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober. Sejak itu, serangan tersebut telah menewaskan lebih dari 15.000 orang, termasuk 6.150 anak-anak dan 4.000 perempuan. 

sumber : Reuters

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi