Jumat, 03/05/2024 - 00:10 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Politisi PDIP Sebut Ganjar Jadikan Masyarakat Sebagai Subjek Bukan Sekadar Objek Elektoral

ADVERTISEMENTS

BANDA ACEH  – Politikus PDIP Darmadi Durianto mengaku dirinya melihat ada dua pola pendekatan kepada masyarakat yang dilakukan para capres di masa kampanye Pilpres ini.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Pertama, menurutnya, ada model pendekatan yang mirip dengan kultur keraton atau kerajaan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Ia menjelaskan, ciri kultur ini yaitu sang kandidat memposisikan dirinya bak raja dan menjadikan masyarakat pemilih sebagai objek belaka (opsi dialog seminimal mungkin dihindari).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Kedua, ada model pendekatan yang memang menjadikan masyarakat sebagai subjek yang setara dengannya.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Kedua model pendekatan ini masih diadopsi karena perbedaan latar belakang dari para kandidat capres itu sendiri.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

“Jika melihat dua model pendekatan ini. Saya kira capres kami relevan dengan model pendekatan kedua. Pak Ganjar selalu memposisikan dirinya maupun masyarakat sebagai subjek yang sama (tidak ada gap). 

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Dalam berbagai kesempatan publik bisa melihat bagaimana pak Ganjar selalu menghadirkan ruang dialog dengan kalangan apapun, baik bawah maupun atas,” ucap Bendahara Megawati Institute itu kepada wartawan, Kamis (7/12/2023).

Berita Lainnya:
Hingga Jumat Siang Tak Kunjung Hadir di KPK, Gus Muhdlor Mangkir?

Darmadi menambahkan, sikap Ganjar Pranowo yang sangat akomodatif kepada siapapun tak terlepas dari latar belakang yang melekat pada dirinya.

“Meski akomodatif, pak Ganjar tidak menjadikan masyarakat sebagai objek elektoral semata. Maksudnya, masyarakat cukup diberikan susu, makan siang gratis, tapi ruang partisipatif kemungkinan akan dilumpuhkan nantinya,” kata Anggota Komisi VI DPR itu.

Tak hanya itu, kata dia, perbedaan cukup kontras lainnya yaitu capres PDIP tidak memiliki dukungan dari instrumen negara untuk menyokong kepentingan elektoral.

Selain itu, Darmadi juga memandang, pola pendekatan yang dilakukan Ganjar Pranowo terhadap masyarakat kalangan bawah berbeda dibandingkan dengan kandidat lainnya.

Darmadi kembali menegaskan, di partainya selalu ditekankan agar calon pemimpin untuk tidak alergi berhadapan, mendengar apa yang menjadi kebutuhan masyarakat.

“PDIP selalu menitikberatkan kepada para kadernya untuk senantiasa berada di tengah masyarakat dalam kondisi apapun. Susah, senang, tertawa bersama rakyat. Kami tidak di didik untuk menghindari dialog apalagi berkhianat,” tandasnya.

Berita Lainnya:
Menhub: 1.236 Penerbangan Layani Penumpang di Puncak Arus Mudik

Prabowo-Gibran yang Maju, Jokowi yang Rajin Blusukan

Pada Pilpres 2024 ini, putra Presiden Jokowi yakni Gibran Rakabuming Raka mencalonkan wakil presiden (cawapres) RI.

Dia berpasangan dengan Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres).

Namun pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo-Gibran, bisa dihitung jari melakukan kampanye terbuka.

Di sisi lain, Presiden Jokowi yang tampaknya rajin blusukan kunjungan ke daerah.

Seperti diketahui, Jokowi memang dikenal rajin blusukan.

Jauh hari sebelum Pilpres ini, Jokowi sangat intens berkunjung ke daerah.

Jokowi biasanya mengunjungi pasar, mall, sekolah, meresmikan proyek pusat di daerah, dan berbagai kegiatan lainnya.

Tradisi Jokowi melakukan blusukan sudah dilakukannya sejak ikut di Pilpres 2014 dan Pilpres 2019 hingga dua kali terpilih jadi presiden RI

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi